Fungsi Alkitab – Part 1

Alkitab. Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Alkitab sebagai  kitab suci agama Kristen, terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Secara etimologi bahasa, istilah Alkitab berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata. “Al-kitab” yang berarti kitab dari segala kitab, atau buku dari segala buku. Dalam bahasa Inggris, Alkitab ini disebut dengan Bible atau Holy Bible yang berarti Kitab Suci, yang berasal dari kata Yunani, “biblos”-Kitab.

Meskipun demikian, Alkitab bukanlah sebuah buku sejarah ataupun catatan cerita untuk membuat seseorang yang jahat menjadi baik atau yang tidak mengerti sejarah menjadi mengerti sejarah. Ada beberapa fungsi dari Alkitab yang diwahyukan secara langsung oleh Alkitab sendiri. Dengan demikian, kita bisa mengenal Alkitab lebih tepat, dan menggunakannya lebih tepat sasaran.

Sama seperti seseorang menjelaskan dirinya, maka, Alkitab juga dapat menjelaskan dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa fungsi Alkitab yang dikumpulkan oleh Yasperin, yang terdapat dari buku-buku terbitan Yasperin.

Fungsi Alkitab

1.  “Memberi  kesaksian tentang Aku (Tuhan  Yesus)”  (Yoh.  5:39; lihat Yoh. 5:46; Luk. 24:27, 44, 46)

( Yoh. 5:39)  Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,

(Luk 23:27)  Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. (Luk 24:44)  Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” (Luk 24:46)  Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,

            Fungsi  pertama  dari Alkitab ialah bersaksi  bagi  Tuhan  Yesus. Tuhan  Yesus  itulah  judul dan isi  Alkitab.  Alkitab  merupakan keterangan dan pernyataan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah  firman Allah  yang  hidup, Alkitab sebagai firman yang  tertulis.  Kalau tidak  ada Tuhan Yesus (firman yang hidup)  menjadi  realitasnya, Alkitab  hanya  merupakan doktrin yang kosong,  huruf-huruf  yang kosong.  Sebaliknya, Tuhan Yesus, firman yang hidup, kalau  tidak ada  Alkitab (firman yang tertulis sebagai  pernyataan),  niscaya terlalu  abstrak, sulit dikenal atau dijamah. Tetapi setelah  ada Alkitab  yang  merupakan penjelasan yang jelas dan  tegas,  wahyu yang  bisa dimengerti, Tuhan Yesus dapat dikenal  secara  konkret dan  dipahami secara tegas. Bukan hanya seluruh  Perjanjian  Baru mewahyukan  Tuhan  Yesus, bahkan seluruh  Perjanjian  Lama,  baik (1)  hukum  Taurat  Musa  (2) kitab  Nabi-nabi  atau  (3)  Mazmur (Perjanjian  Lama terdiri dari tiga bagian utama  ini),  semuanya bersaksi  bagi Tuhan Yesus, membicarakan Tuhan Yesus. Kalau  kita ingin  mengenal Tuhan Yesus, tidak boleh tidak  membaca  Alkitab, dan tidak boleh tidak memahami Alkitab.

2.   “Memberi   hikmat  kepadamu  dan  menuntun   engkau   kepada keselamatan” (2 Tim. 3:15)

(2 Tim. 3:15)  Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.

            Fungsi Alkitab di samping untuk Tuhan Yesus, juga untuk kita;  di samping bersaksi untuk Tuhan Yesus, juga mendatangkan berkat  dan pembinaan  bagi  kita. Di aspek untuk kita, fungsi  Alkitab  yang pertama ialah memberi kita hikmat yang menyelamatkan,  mewahyukan kepada  kita penyelamatan Allah yang di dalam Kristus, dan  jalan manusia beroleh selamat karena iman, sehingga kita mengenal jalan mendapatkan anugerah serta paham cara penyelamatan.

3. “Dilahirkan kembali” (1 Ptr. 1:23; Yak. 1:18)

            Fungsi  praktis  dari Alkitab yang pertama terhadap  kita  adalah melahirkan kita kembali. Alkitab adalah firman Allah yang  hidup, di dalamnya terkandung hayat Allah yang hidup. Ketika kita dengan iman  menerima firman Alkitab ke dalam kita, firman Alkitab  akan seperti  benih hayat jatuh ke dalam kita, menanamkan hayat  Allah ke dalam kita, sehingga kita memiliki hayat Allah, dan dilahirkan kembali.

Bersambung…

Penutup

Segera dapatkan buku-buku rohani terbaik dan tebaru di toko buku rohani kristen Yasperin di seluruh Indonesia. Yasperin berfokus pada buku-buku rohani klasik tulisan Saudara Watchman Nee dan juga Saudara Witness Lee. Dua orang pecinta Alkitab yang menghabiskan hidupnya untuk mempelajari dan menerapkan Alkitab dari buku kepada kehidupan sehari-hari.

Pikullah Kuk yang Kupasang

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:29)

Sikap Tuhan kita yang terus dipertahankan saat di bumi adalah kelembutan dan kerendahan hati. Bagi kita yang adalah orang Kristen, untuk menemukan perhentian yang Dia berbicara, kita perlu melakukan dua hal: pertama, untuk “pikullah kuk yang Kupasang”; dan kedua, untuk “belajarlah kepada-Ku.” Sebuah kuk adalah batang kayu ditempatkan pada bagian belakang sapi agar tidak bergerak bebas sehingga dapat bekerja dengan tekun. Di tanah Yudea, kuk selalu dipikul bersama oleh dua ekor kerbau bukannya ditempatkan pada satu kerbau. Kuk itu dipasangkan pada kerbau oleh tuannya; dan karenanya Tuhan yang adalah tuan kita mengatakan kepada kita untuk “pikullah kuk-Nya di atas kita.” Kuk ini diberikan kepada kita oleh Allah dan bukan oleh manusia maupun oleh iblis. Hal ini diberikan oleh Allah, dan dipilih oleh kita.

Apapun yang ditentukan oleh Allah, dan jika diambil oleh kita, akan membuat kita bahagia. Jika saya puas, saya akan memiliki kedamaian. Tidak ada alasan untuk menjadi tidak senang karena saya tidak lari dari kuk Allah yang ditentukan Allah untuk saya.

Renungan Alkitab Watchman Nee

Kesaksian Witness Lee

Rekan Sekerja Saudara Watchman Nee

Kesan Berkontak

Selama dua puluh lima tahun saya mengenal Watchman Nee, dari tahun 1925 hingga 1950, saya sangat terkesan dengan karakteristik tertentu darinya.

Mutlak terhadap Tuhan

Dia mengasihi Tuhan sebagai kasihnya yang semula. Baginya Tuhan datang pertama dalam segala hal. Dia tidak pernah berkompromi mengenai kepentingan Tuhan, dia juga tidak mengorbankan kebenaran apa pun demi kenyamanan. Dia juga tidak mengikuti Tuhan di tengah jalan. Komitmennya kepada Tuhan adalah mutlak.

Seimbang

Dalam mengenal Alkitab dan dalam praktik gerejanya, dia sangat seimbang. Dia tidak mengikuti ajaran atau praktik apa pun dengan cara yang tidak seimbang seperti yang dilakukan banyak orang Kristen dalam denominasi. Dia sering membandingkan satu pandangan tentang hal tertentu dengan pandangan lain sehingga dia mungkin tidak jatuh ke dalam ekstrem. Dalam kehidupan Kristen sehari-harinya, ia mempraktikkan prinsip yang sama.

Semua termasuk

Dari membaca banyak buku Kristen klasik, ia mengambil semua poin alkitabiah yang baik dari banyak kelompok Kristen yang berbeda, mengumpulkan semuanya ke dalam praktik kehidupan gereja. Dia tidak pernah menolak poin Alkitabiah yang baik hanya karena itu berasal dari sumber yang salah. Dia bahkan mengambil beberapa poin bagus dari Pentakostalisme ekstrem. Dengan cara ini ia mampu membawa ke dalam praktek gereja saat ini semua kekayaan yang telah diberikan Kristus kepada Tubuh-Nya di abad-abad yang lalu. Melalui dia kita sekarang dapat berpartisipasi dalam semua kekayaan ini di gereja-gereja lokal, tidak dengan cara yang sempit, atau dengan cara sektarian, tetapi dengan cara yang mencakup semua.

Mengenal Alkitab

Sepanjang hidup saya, saya belum pernah bertemu orang lain yang mengenal Alkitab sedalam Watchman Nee. Dia menerima banyak bantuan dari banyak penulis Kristen terbaik di abad-abad yang lalu, tetapi dia juga berdiri di atas bahu mereka, melihat lebih banyak hal dari Kitab Suci daripada yang mereka lakukan. Dia tidak hanya tahu huruf-huruf Alkitab, tetapi dia juga tahu Roh Alkitab. Dia menyelidiki ke kedalaman dan menyentuh Roh Kitab Suci. Pengetahuannya tentang Alkitab dipenuhi dengan terang dan dipenuhi dengan hayat. Dia tidak hanya memiliki pandangan objektif dari Kitab Suci tetapi juga pengalaman subjektif dari Firman Allah.

Mengenal Tuhan

Dia benar-benar abdi Allah, mengenal Tuhan dengan cara yang penuh. Dia mengenal Tuhan dalam tindakan-tindakan-Nya seperti juga dalam cara-cara-Nya. Dia mengenal Tuhan tidak hanya menurut kasih, belas kasihan, kasih karunia, kebenaran, dan kekudusan-Nya, tetapi juga menurut tujuan kekal-Nya dan ekonomi-Nya saat ini. Dia memiliki pengetahuan yang penuh dan obyektif serta realisasi Tuhan yang hidup dan subyektif. Dia mengenal Tuhan secara pribadi, juga di gereja, Tubuh-Nya.

Mengenal Hayat

Dia tahu bahwa Tuhan sebagai Roh yang menghidupkan (pemberi hayat) hidup di dalam rohnya, dan dia tahu bagaimana melatih rohnya. Dia berlatih menolak pikiran, emosi, dan kehendak jiwanya, dan dia juga berlatih berperilaku dan bertindak dalam roh. Dengan cara ini ia hidup oleh Tuhan sebagai hidupnya. Dia tidak terlalu peduli untuk pekerjaan; Dia terus peduli pada kehidupan lebih dari pekerjaan. Dia berulang kali mengatakan bahwa pekerjaan harus menjadi arus keluar hayat. Pelayanan-Nya bukanlah pekerjaan tetapi kehidupan, yang dilakukan oleh hayat. Dia lebih memperhatikan siapa dirinya daripada apa yang dia lakukan. Dia benar-benar seorang manusia hayat.

Mengenal Gereja

Dia melihat dengan jelas bahwa gereja sebagai Tubuh Kristus adalah ekspresi Kristus dengan-Nya sebagai hidup dan isinya. Dia juga melihat bahwa gereja hanya bisa praktis dengan keberadaan gereja-gereja lokal. Dia juga melihat bahwa hanya gereja-gereja di daerah-daerah yang dapat melaksanakan tujuan kekal Allah untuk membangun gereja dengan cara yang tidak dapat dimenangkan oleh gerbang-gerbang Hades. Dia benar-benar menyadari bahwa memulihkan kehidupan gereja yang benar di tanah yang tepat adalah ekonomi Allah saat ini. Dia tidak mengajarkan doktrin belaka mengenai gereja. Dia menerima wahyu penuh dari Perjanjian Baru, tidak hanya mengenai isi dan realitas gereja, tetapi juga mengenai kepraktisan gereja. Selama bertahun-tahun dalam pelayanannya, ia tidak hanya menekankan pengalaman Kristus tetapi juga menekankan praktik kehidupan gereja. Visinya bukan hanya Kristus, tetapi Kristus dan gereja. Kristus adalah hayatnya, dan gereja adalah kehidupannya. Dia menderita untuk gereja lebih dari untuk Kristus. Penganiayaan yang menimpanya dari denominasi-denominasi sebagian besar terjadi karena penekanannya pada gereja. Dia terbebani untuk melaksanakan visinya mengenai kepraktisan kehidupan gereja. Dia ingin melihat sebuah gereja lokal di setiap kota di Tiongkok.

Karunia Zaman

Saya menganggap Watchman Nee sebagai karunia unik yang diberikan oleh Kepala kepada Tubuh-Nya untuk pemulihan-Nya di zaman ini. Saya sepenuhnya menghormatinya sebagai karunia seperti itu. Saya memiliki keyakinan dan kepastian penuh bahwa adalah mutlak dari Tuhan bahwa saya mengikuti karunia ini demi kepentingan Tuhan dalam langkah-Nya saat ini di bumi ini. Saya tidak merasa malu sama sekali dengan mengatakan bahwa saya mengikuti seorang manusia—seorang manusia yang merupakan karunia unik dan pelihat visi ilahi di zaman ini.

Saya lebih dari bersyukur kepada Tuhan bahwa segera setelah diselamatkan saya dibawa ke dalam hubungan yang menguntungkan dengan Watchman Nee dan dimasukkan ke dalam hubungan terdekat dengan-Nya dalam pekerjaan pemulihan-Nya melalui begitu banyak peristiwa dalam jangka waktu yang lama. Wahyu mengenai Kristus, gereja, roh, dan hayat yang saya lihat melalui Watchman Nee, infus hayat yang saya terima dari-Nya, dan hal-hal mengenai pekerjaan dan gereja yang saya pelajari dari-Nya akan membutuhkan kekekalan untuk mengevaluasi nilai sejati mereka.

Kesaksian Watchman Nee – Dari Orang Lain

Bagian ini berisi kesaksian dari enam orang teman Watchman Nee yang mengenalnya secara pribadi. Apa yang mereka tulis tentangnya didasarkan pada pengetahuan pribadi dan pengalaman langsung selama bertahun-tahun.

Bagian-bagian ini akan mengutip secara langsung perkataan yang disampaikan oleh pemberi kesaksian.

1. Samuel I.L Chang

Saudara ipar

Watchman Nee adalah seseorang yang benar-benar tenggelam dalam Tuhan. Dia adalah seorang yang hidup dalam hadirat Tuhan.

Pekerjaan yang sejati adalah memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain. Saya menyampaikan perkataan ini bukan hanya kepada saudara Weigh, tetapi juga kepada semua sekerja dan kepada semua saudara saudari. Jika Anda dan saya ti­dak dapat memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain, pekerjaan kita sudah gagal.

Teman kuliah

Pekerjaan yang sejati adalah memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain. Saya menyampaikan perkataan ini bukan hanya kepada saudara Weigh, tetapi juga kepada semua sekerja dan kepada semua saudara saudari. Jika Anda dan saya ti­dak dapat memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain, pekerjaan kita sudah gagal.

Muridnya

Setiap kali saudara Watchman Nee ditanya, ja­wabannya selalu langsung pada sasaran, jelas, penuh urapan dan penuh terang. Orangnya wajar dan terbuka, mudah didekati, memiliki kapasitas besar dan hati yang lapang. Dalam perkara rohani, dia telah mencapai tempat yang tinggi, juga telah menjamah hal-hal yang dalam. Terhadap prinsip dan tujuan Allah, dia sangat kaya dalam pemahaman dan penga­laman. Dia sering disalahpahami dan difitnah, tetapi dia tidak pernah berusaha menjelaskan atau membe­narkan diri sendiri. 

Seorang Rekan Dekat

Watchman Nee adalah seseorang yang benar-benar tenggelam dalam Tuhan. Dia adalah seorang yang hidup dalam hadirat Tuhan.

Pekerjaan yang sejati adalah memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain. Saya menyampaikan perkataan ini bukan hanya kepada saudara Weigh, tetapi juga kepada semua sekerja dan kepada semua saudara saudari. Jika Anda dan saya ti­dak dapat memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain, pekerjaan kita sudah gagal.

Seorang Misionaris Barat

Tidak peduli bagaimana perasaan orang lain selama dia “membuat tenda”, kami tidak punya apa-apa selain bersandar dan yakin akan pimpinannya. Bagaimana kami dapat menghakiminya? Karena kese­tiaannya dalam mengikuti Tuhan dan memberitakan firman-Nya, beberapa di antara kami telah dibawa ma­suk ke dalam hidup gereja yang mulia.

Rekan Sekerja

Dia tidak terlalu peduli untuk pekerjaan; Dia terus peduli pada kehidupan lebih dari pekerjaan. Dia berulang kali mengatakan bahwa pekerjaan harus menjadi arus keluar hayat. Pelayanan-Nya bukanlah pekerjaan tetapi kehidupan, yang dilakukan oleh hayat. Dia lebih memperhatikan siapa dirinya daripada apa yang dia lakukan. Dia benar-benar seorang manusia hayat.

Saya lebih dari bersyukur kepada Tuhan bahwa segera setelah diselamatkan saya dibawa ke dalam hubungan yang menguntungkan dengan Watchman Nee dan dimasukkan ke dalam hubungan terdekat dengan-Nya dalam pekerjaan pemulihan-Nya melalui begitu banyak peristiwa dalam jangka waktu yang lama. Wahyu mengenai Kristus, gereja, roh, dan hayat yang saya lihat melalui Watchman Nee, infus hayat yang saya terima dari-Nya, dan hal-hal mengenai pekerjaan dan gereja yang saya pelajari dari-Nya akan membutuhkan kekekalan untuk mengevaluasi nilai sejati mereka.

Kesaksian Dr Chang Yu Lan

Seorang Rekan Dekat

Kesannya tentang Watchman Nee

Watchman Nee datang di Chungking pada tanggal 6 Maret 1945, dan tiga hari kemudian menghadiri perjamuan kasih yang diadakan oleh gereja di Chungking. Dia tinggal di rumah saya selama sepu­luh hari, dan kami tetap berhubungan satu sama lain selama satu tahun lebih. Kemudian dia pindah ke sua­tu tempat yang tidak jauh dari Chungking, yang dise­but Lung-kan Kecil. Beberapa orang di antara kami pergi ke rumahnya sekali atau dua kali seminggu un­tuk bersekutu; hal itu terus berlangsung selama lebih dari enam bulan. Saya sering mengajukan pertanyaan-­pertanyaan, dan saya ajukan kepadanya satu per satu. Banyak persoalan mendapatkan pemecahannya. Dia se­lalu meninggalkan suatu kesan yang manis, tetapi juga tidak menghilangkan rasa hormat terhadapnya. Sikap­nya lembut dan halus, perkataannya penuh dengan urapan. Dalam percakapan dengannya, tidak terasa adanya jarak, hanya ada perasaan terdiris, tersuplai dan senang mendekati dia. Tidak jarang tujuh atau de­lapan saudara dan saudari berkumpul di hadapannya, berbicara dan mengajukan pertanyaan selama bebera­pa jam, tetapi dia tidak pernah menunjukkan tanda ke­letihan. Kesan yang ditinggalkan oleh kata-katanya dan sikapnya tidak mudah dilupakan.

Tentang Pengajaran Rohani

Dia memberitahu kami, ketika dia masih berse­kolah setiap minggu dia pasti pergi ke saudari M. E. Barber untuk dimarahi. Bila tidak ada sesuatu untuk dimarahi, saudari Margaret Barber akan bertanya sesuatu sampai akhirnya tersingkap suatu kesalahan, kemudian dia akan memarahinya. Dia berkata, melalui hal ini dia menerima bimbingan rohani yang baik.

Pada suatu peristiwa, saudara Watchman Nee dimaki-maki oleh seorang karyawannya. Karyawan ini menuding-nuding dengan jarinya sambil memukul meja marah-marah kepada saudara Watchman Nee selama hampir empat jam. Demikian ribut sehingga ada beberapa orang yang melihat kejadian itu merasa karyawan itu tidak benar, dan mereka hendak ikut campur. Tetapi saudara Watchman Nee tetap duduk dengan tenang di kursinya, memegang koran, tanpa berubah ekspresinya, seakan-akan tidak ada sesuatu yang terjadi. Berkali-kali ketika sedang dimarahi, dia mengangguk-anggukkan kepalanya. Ketika saya meli­hat hal itu, saya tidak dapat memahaminya. Kini saya tahu bahwa dia menerima hal itu sebagai suatu disi­plin dari tangan Allah dan menundukkan dirinya kepa­da lingkungan yang Allah ijinkan itu.

Kerapkali, saudara Watchman Nee tiba-tiba meng­angkat kepalanya, memandang ke langit dan berkata, “Dialah Allah.” Maksudnya adalah setiap lingkungan berada di bawah pengaturan kedaulatan Allah dan dia rela menerima dan menaatinya. Konsepsi saudara Watchman Nee terhadap orang­-orang yang melukainya tidak sama dengan konsepsi orang-orang pada umumnya. Pada suatu peristiwa, dia berkata, “Saudara yang berbuat dosa sepertilah anak kecil dalam keluarga yang jatuh ke selokan yang ber­lumpur. Pakaian dan rambut mereka menjadi kotor. Tetapi asal dimandikan, mereka segera menjadi bersih kembali. Pada masa yang akan datang, masing-masing saudara saudari adalah salah satu batu permata yang tembus cahaya di Yerusalem Baru.”

Di Chungking, saudara-saudara memintanya ber­bagian dalam pemecahan roti. Namun, dia tidak mau memakan roti dan meminum cawannya; dia hanya duduk dan berdoa dengan diam-diam. Alasannya: Per­soalan di gereja di Shanghai masih belum beres, sebab itu saya tidak dapat memecahkan roti di sini. Saya ber­tanya kepadanya kapan ministrinya bisa pulih lagi, dan dia menjawab, “Tidak ada kemungkinan lagi.”

Mengenai pimpinan Tuhan bagi pekerjaan, sauda­ra Watchman Nee sangat peka dalam pembedaannya dan cepat mengambil keputusan. Dalam menjelaskan mengapa demikian, dia berkata, “Jika saya keliru, Tu­han akan memakai dinding dan keledai untuk meng­hentikan saya, seperti yang dilakukanNya terhadap Bi­leam.” Sikap ini menunjukkan, bahwa saudara Watchman Nee adalah orang yang selalu mematuhi pengen­dalian Roh Kudus.

Mengenai Kehidupan Kristen

Pada suatu peristiwa saudara Watchman Nee memberi petunjuk kepada beberapa orang di antara kami, katanya, “Orang-orang Kristen harus melarikan diri dari sistem kekristenan. Lebih penting menang­gulangi sistem itu daripada menanggulangi konsekrasi. Tidaklah berguna berkonsekrasi di dalam sistem itu.” Ketika ditanya, apakah boleh bermain kartu tanpa ber­taruh uang, dia menjawab, “Bagi orang Kristen tidak ada benar dan salah yang mutlak. Bagi seseorang hal itu mungkin boleh dilakukan, tetapi yang lain tidak. Benar atau salah bagi orang Kristen tergantung pada tingkat hayat yang telah dicapainya; tingkat hayat itu juga menyatakan banyaknya hal yang tidak dapat dia lakukan.”

Doa dan Persekutuan dengan Tuhan

Watchman Nee berdoa dengan lambat, satu, dua perkataan dengan lambat diucapkan dari mu­lutnya. Ketika saya di Chungking, tanpa disadari saya meniru caranya berdoa. Dengan berdoa demikian, saya merasakan hadir Tuhan. Setiap perkataan ditujukan kepada Tuhan, dan perkataan itu terus meluap dari dalam. Kemudian, seorang saudara pemuka menegur saya dan memberitahu saya, bahwa saya tidak seharusnya meniru cara seseorang dalam berdoa; saya pun menghentikan berdoa dengan cara demikian. Namun, sampai hari ini, saat saya berdoa sendirian, saya masih berdoa secara demikian, mencurahkan kepada Allah satu, dua kata perlahan-lahan. Dengan berdoa demiki­an, lebih mudah menjamah urapan.

Mengenai bagaimana memelihara persekutuan de­ngan Tuhan, saudara Watchman Nee memakai contoh berikut: “Misalnya ada satu kereta bergerak dari Sze­chuan ke Kunming. Kereta itu harus melalui banyak terowongan. Kadang-kadang kereta itu berjalan dalam kegelapan, kadang-kadang berjalan dalam terang. Pe­ngalaman orang Kristen dalam persekutuannya dengan Tuhan juga demikian. Jika seseorang berada dalam ke­gelapan, dia harus mengaku dosanya dulu. Jika tidak ada perasaan dosa, dia harus melatih tekadnya untuk melanjutkan persekutuannya dengan Tuhan.”

Kematangan dalam Hayat

Dalam hal matang dalam hayat, Watchman Nee mengatakan:

Kematangan hayat memerlukan waktu. Orang mu­da hanya memiliki kepala yang besar, tidak bisa memiliki kematangan yang riil. Kematangan adalah perkara per­luasan kapasitas. Anda harus membiarkan Allah mem­punyai lebih banyak waktu untuk mendatangkan derita yang tidak bisa Anda terima, agar dengan itu memper­luas kapasitas Anda. Ada orang bisa menanggung keru­gian lima dolar, tetapi tidak bisa menderita kerugian lima ribu dolar. Ada orang bisa mengampuni orang lain dua atau tiga kali, tetapi kelima kalinya, tangan mereka su­dah gemetar. Dengan memakan suatu buah, orang akan tahu buah itu sudah matang atau belum. Buah yang mentah asam, pahit, keras dan sukar dikunyah, tetapi buah yang matang manis dan harum. Madame Guyon memiliki rasa kematangan. Dia adalah seorang guru bagi orang yang tua, juga seorang sahabat bagi anak-­anak. Hayat orang Kristen bertumbuh dengan alami. Ke­matangan bukanlah dengan jalan memeram pisang de­ngan panas tertentu. Anak Manusia datang, juga makan dan minum; tetapi bagi beberapa orang, makan dan minum mereka menyingkapkan keadaan mereka yang sebenarnya. Hayat tidak berasal dari hasil pemupukan rohani. Ada Roh, tidak perlu dipupuk; tidak ada Roh, lebih tidak perlu dipupuk. Bunga bakung mekar, burung bersayap, semua itu ada tanpa persiapan lebih dulu. Mempersiapkan hanya dapat menghasilkan satu “orang kudus” yang sesuai dengan konsepsi dunia, tidak bisa menghasilkan orang Kristen yang sejati. Cukuplah jika kita memiliki meterai salib pada aspek negatifiya, tidak perlu bergumul untuk menghasilkan buah. Bergumul ha­nya memperlambat pertumbuhan hayat, tidak mungkin mempercepat pertumbuhan hayat. Yang penting ialah menerima pengaturan Allah atas lingkungan kita. Penga­turan ini adalah pengendalian Roh Kudus. Menghindari pengaturan Allah satu kali berarti kehilangan kesempat­an satu kali bagi perluasan kapasitas kita. Hal itu akan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mema­tangkan hayat kita, bahkan kita harus mengulangi pela­jaran itu agar dapat matang. Seorang imani tidak akan seperti dulu lagi setelah ia mengalami penderitaan; ia akan mengalami perluasan kapasitasnya atau menjadi semakin keras. Sebab itu, bila kaum imani mengalami penderitaan, mereka harus memperhatikan dan harus sadar bahwa kematangan hayat adalah jumlah peneri­maannya terhadap pengendalian Roh Kudus. Orang ha­nya dapat melihat bahwa seseorang itu sudah matang dalam hayat, tetapi tidak dapat melihat pertambahan pengendalian Roh Kudus yang dialami orang itu secara tersembunyi hari demi hari selama bertahun-tahun.

Beberapa Perkataan Rohani

Suatu kali saudara Watchman Nee berkata, “Se­makin rendah kita menaruh suatu barang, semakin aman barang itu. Paling aman adalah menaruh sebuah cangkir di lantai.” Maksudnya, semakin merendah se­orang pekerja Tuhan, semakin amanlah ia. Pada peris­tiwa lain dia berkata, “Bila salib berlubang (dapat di­lewati oleh udara), salib itu akan tertiup lenyap.” Mak­sudnya, bila Anda memikul salib, jangan menceritakan itu kepada orang lain. Begitu Anda menceritakan apa yang Anda alami, makna salib itu akan hilang. Perkataannya yang lain adalah, “Ada orang yang jatuh, tetapi ia jatuh di lantai atas; ada orang yang ber­diri, tetapi ia berdiri di lantai bawah. Orang yang ber­diri di lantai bawah tidak seharusnya menertawai orang yang jatuh di lantai atas.” Mengenai menasihati orang, saudara Nee berkata, “Hasil dari menasihati orang ada dua:

 

    1. Orang itu dipulihkan;
    2. Ia semakin keras.

Cara menentukan nasihat Anda itu tepat atau ti­dak adalah mengamati orang yang Anda nasihati. Jika dengan menolak nasihat Anda orang itu makin jatuh ke dalam kegelapan, itu membuktikan nasihat Anda tepat. Tetapi jika orang itu menolak nasihat Anda, dan ia masih bisa bersekutu dengan Tuhan, itu membukti­kan nasihat Anda keliru.” Suatu kali dia berkata kepada saya, “Jika kamu membangunkan beberapa orang pengemis yang tidur di bawah emperan, membelikan mereka pangsit mi, lalu memberitakan Injil kepada mereka, kamu akan menjamah urapan yang di dalam.” Setelah datang ke Taiwan, saya bertemu dengan keponakan saudara Watchman Nee, Soo-fu. Dia memberitahu saya, bahwa ketika dia masih muda, dia pernah melihat pamannya menemui sekelompok kuli yang duduk berjongkok sambil berjudi. Saudara Watchman Nee juga berjong­kok di samping mereka, berbicara dan tertawa. Bagi semua orang dia benar-benar menjadi segalanya untuk mendapatkan beberapa orang di antara mereka.

Penghidupannya

Dari pengamatan saya terhadap cara hidup sauda­ra Watchman Nee, saya merasa bahwa dia telah bela­jar bagaimana berkelimpahan dan bagaimana dalam kekurangan, dalam segala hal dan di segala tempat dia telah belajar rahasia itu. Ketika dia baru datang ke Chungking, dia tinggal di sebuah ruangan yang kecil di ruang atas sebuah rumah tingkat dengan satu ranjang dan satu meja. Saat orang mengunjungi dia, tangga ka­yu yang menuju ke kamarnya akan bergoyang-goyang dan menimbulkan bunyi berderit. Kemudian, ketika dia pindah ke bangunan pabriknya sendiri, sikapnya tidak berbeda, tetap sama seperti dulu. Mengenai ma­kan, kadang-kadang dia hanya makan sebuah roti kering dan minum air tawar, kadang-kadang dia me­nikmati perjamuan kasih yang berlimpah. Terhadap semua perkara penghidupannya, dia tidak begitu ambil pusing.

Kesaksian Chang Wu Chen

Muridnya

Diselamatkan melalui Watchman Nee

Saya pertama kali bertemu Watchman Nee di Chefoo, provinsi Shantung, pada musim panas tahun 1935. Saya saat itu berusia dua puluh satu tahun. Saya dibesarkan dalam keluarga Kristen dan bersekolah di sekolah Kristen. Meskipun kakek dari ibu saya adalah seorang pendeta Free Methodist, kekristenan meninggalkan kesan yang buruk bagi saya, dan saya menjadi seorang ateis. Namun, Allah sangat baik kepada saya, dan menyebabkan saya bertemu dengan Watchman Nee dan Witness Lee. Melalui mereka, saya menerima keselamatan.

Bibi saya, yang sangat khawatir untuk keselamatan saya, menemukan kesempatan untuk memperkenalkan saya kepada Watchman Nee di ruang tamu Witness Lee. Dia mulai memberitakan Injil kepada saya, dan kami berdebat tentang keberadaan Allah. Dia memberikan banyak alasan untuk membuktikan keberadaan Allah, tetapi saya berpendapat bahwa karena saya tidak bisa melihat Allah, saya tidak bisa percaya pada-Nya. Kemudian dia bertanya, “Apakah kamu bisa melihat segalanya dengan matamu? Apakah kamu menyangkal keberadaan sesuatu hanya karena kamu tidak bisa melihatnya? Misalnya, ada gelombang listrik dan udara di ruangan ini. Bisakah kamu menyangkal keberadaan mereka? Allah bukan fisik; Allah adalah Roh. Kamu tidak bisa menghubungi Allah dengan matamu; kamu harus menggunakan jiwamu. Jika kamu mencari Allah dengan rohmu, kamu akan menemukannya.” Kemudian saya bertanya, “Bagaimana cara saya menghubungi Allah dengan rohku?” Jawabannya adalah, “Hanya berbicara kepada Allah dari dalam, sesuai dengan kebutuhan dan perasaan batinmu.”

Saya pulang dan mulai berdoa sesuai dengan instruksinya. Terima kasih Tuhan! Dia menjawab doaku dan mengubah saya dari dalam. Minggu berikutnya, saya menghadiri pertemuan. Witness Lee memberitakan Injil. Katanya sangat kuat sehingga Tuhan bisa menaklukkan saya, menyelamatkan saya, dan menyatakan keselamatan saya dengan jelas.

Dibantu melalui Publikasinya

Setelah diselamatkan, saya merahasiakan diri saya kepada Tuhan. Tuhan begitu manis dan mustika bagi saya sehingga saya relameninggalkan dunia dan melayani-Nya selama sisa hidup saya. Setelah itu selama dua belas tahun saya tidak melihat Watchman Nee, tetapi terus menerima banyak bantuan melalui publikasi rohani-nya.

Dilatih oleh Watchman Nee

Saya adalah salah seorang yang dilatih oleh sau­dara Watchman Nee dalam sidang latihan pertama di bukit Kuling, Foochow, pada tahun 1948. Saya ikut sidang latihan itu selama hampir empat bulan dan menerima bantuan yang sangat besar darinya. Dalam suatu kesempatan, setelah saya bersaksi, dia memberi komentar/penilaian sebagai berikut:

“Saudara Chang, Anda berkata, bahwa dalam hal rohani adakalanya Anda tidak bisa bangun dan di dalam terasa kering. Saya harap mulai sekarang Anda tidak lagi mempedulikan semua perasaan itu; baik Anda merasa kering atau tidak, jangan peduli. Serahkan saja diri Anda ke dalam tangan Tuhan dan percayalah bahwa Dia mampu, demikian dengan sendirinya Ia akan mem­bawa Anda melampaui hal itu. Banyak kesulitan yang tidak bisa kita atasi sendiri. Namun, ketika kita meman­dang dan mendekat kepada Tuhan, kesulitan itu akan lewat.

Ada satu perumpamaan tentang kelabang. Suatu hari, seekor kelabang hendak berjalan. Ia memandang kakinya dan berpikir, kaki yang keberapa yang harus dilangkahkan dulu. Kaki yang kiri dulu atau kaki yang kanan dulu? Yang kedelapan atau yang kesepuluh du­lu? Kelabang itu terus memikirkannya; hasilnya, kesulitan dalam pikiran menjadilah kesulitan dalam pelaksanaan. Akhirnya, terbitlah matahari. Kelabang itu segera berge­rak ke arah terang matahari tanpa memikirkan kaki yang mana yang harus digerakkan lebih dulu. Ia melupakan bagaimana caranya berjalan dan langsung berjalan. Bila kesulitan pikiran tidak ada lagi, kesulitan pelaksanaan­nya juga akan lenyap.

Semakin Anda mencoba menanggulangi kekering­an, tekanan dan rasa kempis di dalam Anda, Anda akan semakin tidak bisa mengatasinya. Hal-hal itu menjadi suatu persoalan karena Anda sendiri yang membuatnya menjadi persoalan. Jika Anda melupakan hal-hal itu dan membiarkannya lewat, hal-hal itu akan lenyap.

Adakalanya suatu kesulitan bisa diatasi dengan peperangan, tetapi adakalanya kesulitan itu bisa diatasi dengan melupakannya. Banyak hal harus diatasi dengan kekuatan dan keteguhan baru bisa lewat, tetapi pada kesempatan lain, dengan melupakannya saja, persoalan itu sudah beres. Banggalah atas kelemahan Anda, le­paskanlah perontaan dan cara-cara Anda, maka kuasa-Nya akan ternyata atas Anda.

Inilah rahasianya: Mintalah Allah membuat Anda nampak kelimpahanNya dan kemuliaanNya ketika mem­baca Alkitab, berdoa, bersidang atau bersekutu dengan saudara-saudara, dengan sendirinya Anda akan melupa­kan hal-hal itu. Pemenuhan berasal dari melupakan, dan melupakan berasal dari menjamah Tuhan. Begitu Anda menjamah Tuhan, Anda tidak akan memandang diri Anda lagi.”

Setelah mengomentari kesaksian saya, saya ber­tanya kepadanya, “Saya pernah sakit TBC selama satu tahun, pernah sampai muntah darah. Suatu hari, saya mendapatkan firman Allah, saya beriman, dan penya­kit itu sembuh. Tetapi kadang-kadang saya muntah darah lagi dan gejala penyakit itu timbul lagi. Mengapa itu bisa timbul lagi, bagaimana cara mengatasinya?”

Saudara Nee memberi jawaban sebagai berikut:  

“Mengenai perkara kesembuhan, kita harus mem­perhatikan tiga hal: 1) Tidak mencobai Allah; 2) Tidak mengakui gejala; 3) Percaya kasih karunia Tuhan cukup untuk dipakai.

Timotius menderita penyakit lambung yang kronis; Paulus menasihatinya untuk tidak minum air saja. Pada masa itu, orang-orang Yahudi memiliki kolam air di bela­kang rumah mereka untuk menyimpan air hujan atau air yang berasal dari sumber lain. Air dalam kolam itu ter­cemar bakteri dan membuat air itu tidak bersih. Maka, Paulus menasihati Timotius untuk menambahkan sedikit anggur pada minumannya (I Tim.5:23). Anggur memiliki efek menghangatkan dan membantu melancarkan per­edaran darah. Paulus memiliki karunia menyembuhkan, dan dia sudah menyembuhkan banyak orang sakit, tapi dia tidak menyembuhkan penyakit Timotius. Timotius sendiri juga memiliki karunia, tetapi dia tidak bisa me­nyembuhkan penyakit lambungnya. Allah tidak membe­rikan firman. Timotius tidak bisa mengatakan, ‘Ini bukan masalah saya minum air atau anggur.’ 

Tidak. Itu berarti mencobai Allah. Ia tidak seharusnya langsung minum air yang diambil dari empang. Bersandar kepada Allah dan mencobai Allah, di luarnya kelihatannya sama; perbeda­annya terletak pada apakah Anda memiliki firman Allah atau tidak. Dari penampilan luaran bangun dan berjalan karena firman Allah sama dengan bangun dan berjalan tanpa firman Allah. Bangun dan berjalan tanpa firman Allah berarti mencobai Allah; saya berjalan berdasarkan pernyataan bahwa Allah dapat menyembuhkan saya, itu berarti mencobai Allah. Jika memiliki firman Allah, tidak perlu takut terhadap hukum kebersihan. Tetapi jika tidak memiliki firman Allah, tidak seharusnya melanggar hu­kum alam. Lihatlah orang yang lumpuh tangannya. Kare­na Tuhan telah berfirman kepadanya, dia tidak menung­gu sampai gejala penyakitnya berubah baru percaya bahwa dia sudah disembuhkan. Dia dapat mengabaikan gejala itu. Tuhan menyuruhnya meluruskan tangannya, dia pun langsung meluruskan tangannya. Firman Tuhan dapat diandalkan, gejala penyakit tidak dapat diandal­kan. Orang lumpuh tidak menunggu kakinya menjadi lebih kuat lebih dulu baru mengangkat tilamnya dan ber­jalan. Tuhan menyuruhnya mengangkat tilamnya dan berjalan, maka dia pun mengangkatnya dan berjalan. Bi­la Anda memiliki firman Tuhan, Anda tidak perlu meme­riksa denyut nadi Anda atau memeriksa apakah demam Anda sudah hilang. Jika tidak memiliki firman Allah, perlu mengikuti hukum kebersihan dan kesehatan. Tetapi jika memiliki firman Allah, kita dapat menjadi seperti seorang ekstrimis, yang tidak takut apa pun.”

Kemudian saudara Watchman Nee memberikan kesaksian tentang kesembuhan yang dialaminya: 

Saya juga pernah jatuh sakit. Suatu hari Allah memberikan firman-Nya untuk menyembuhkan saya. Sa­ya hanya tahu bahwa saya harus memperhatikan firman Allah dan bukan gejala penyakit saya. Jika Allah berkata saya sembuh, maka firmanNya pasti menghentikan pe­nyakit itu. Jika Anda tetap memandang penyakit Anda, firman Allah akan kehilangan khasiatnya. Saya tidak menjadi senang saat demam saya reda, juga tidak geli­sah saat panas badan saya meninggi. Mata saya tidak tertuju kepada suhu badan saya, melainkan kepada firman Allah. Suhu badan tinggi atau rendah, denyut jan­tung makin cepat atau makin lambat, itu bukanlah Tu­han. Hanya Tuhan yang benar-benar Tuhan. Belajarlah menertawakan suhu badan Anda; tinggi atau rendah itu tidak berarti apa-apa. Belajarlah bersandar kepada firman Allah dan bukan mempercayai gejala penyakit. Ha­nya firman Allah yang sejati; gejala penyakit itu palsu. Bila Allah berkata, “Sudah sembuh.” Penyakit itu sudah sembuh. Jika Anda muntah darah, itulah saat iman Anda diuji. Harus belajar bersandar kepada firman Allah dan jangan mempercayai gejala penyakit, maka gejala penyakit itu akan berubah. Mula-mula, saya juga tidak dapat percaya, karena saya tidak memiliki firman Allah. Tetapi suatu hari firman Allah datang, namun gejala pe­nyakitnya masih sangat serius. Saya bangun dan ber­kata, ‘Tuhan, hardiklah gejala penyakit ini jika itu palsu.’ Demikian satu atau dua jam kemudian, penyakit itu hilang.

Saya mengidap penyakit paru-paru, penyakit ginjal, penyakit lever, dan penyakit jantung. Pada tahun 1923, saya menderita peritonitis (radang selaput perut). Saya berbaring di ranjang selama satu bulan lebih. Bernafas saja terasa sakit, suhu badan tinggi, sangat menderita. Saat itu saudara Miao meminta beberapa saudara sau­dari datang dan berdoa bagi saya. Ketika dia berdoa, saya tidak merasakan apa-apa. Namun, ketika seorang saudari (M. E. Barber) berdoa, ‘Tuhan, tidak ada seo­rang pun yang memuji Engkau di dalam kubur. Jika saudara kami meninggal, dia tidak akan dapat memuji-Mu,’ segera hati saya terasa lega, walaupun suhu badan masih sangat tinggi dan saya masih menderita sakit. Keesokan harinya, saya bangun dan berjalan ke Pagoda Lo-hsing dan menyelesaikan satu nomor majalah Orang Kristen. Jika Anda tidak memiliki firman Allah, Anda ha­rus dengan baik-baik merawat tubuh Anda; tetapi begitu Anda memiliki firman Allah, Anda sekali-kali tidak boleh lagi memandang kepada gejala penyakit Anda. Anggap­lah gejala penyakit itu sebagai cobaan dan sesuatu yang bohong; ia tidak akan bisa bertahan di sana, ia segera sirna.

Ada penyakit disembuhkan dalam waktu singkat, yang lain tidak demikian. Suatu kali, ketika saya jatuh sakit, saya minta Tuhan menyembuhkan saya. Tuhan berkata, ‘Kesembuhan tidak akan terjadi segera, tetapi kasih karuniaKu cukup bagimu.’ Kemudian Tuhan me­nunjukkan sesuatu kepada saya. Sebuah perahu sedang berlayar di tengah bengawan, di hadapannya terbentang suatu batu karang yang besar, yang menghalangi se­hingga perahu tidak dapat lewat. Tuhan bertanya kepa­da saya, ‘Kamu menghendaki Aku memindahkan batu karang itu supaya kamu dapat lewat, atau menghendaki Aku meninggikan permukaan air, sehingga kamu dapat melampaui batu itu?’ Pada saat itu, saya jelas tentang kehendak Tuhan, dan saya berkata, ‘Tuhan, saya tidak memintaMu menyingkirkan kesulitan ini, saya meminta-Mu menambahkan kasih karuniaMu.’

Tidak ada satu penyakit pun di dunia ini yang tidak bisa diatasi oleh orang Kristen. Jika Anda memiliki firman Tuhan, jangan memperhatikan gejala penyakitnya. Harus percaya bahwa Allah setia. Anda hanya dapat berkontak dengan firman Allah, tidak perlu meminta ban­tuan dari gejala itu, juga tidak perlu takut serangan geja­la penyakit itu. Walaupun batu karang itu tidak bergeser, namun permukaan air terus meninggi, bukan sedikit, melainkan berlebih. Inilah jalan kita.

Ringkasnya, ketiga hal ini harus diperhatikan: (1) Jika tidak ada firman Allah, jangan mencobai Allah; (2) Setelah ada firman Allah, jangan memperhatikan gejala penyakitnya; (3) Jika firman Allah tidak langsung me­nyembuhkan, kasih karuniaNya akan cukup dipakai. Dia tidak pernah bermaksud supaya kita sakit dan tidak memberi kita kasih karunia yang cukup. Meskipun Paulus sendiri menderita sakit, tetapi dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Penyakit tidak pernah bisa menghentikan pekerjaan. Harus belajar menyerahkan diri sendiri kepada Tuhan Sang Benar dan Setia.

Sebulan sebelum menghadiri latihan di Kuling, sa­ya muntah darah dan tinggal di sebuah rumah sakit di Shanghai. Setelah sehat, saya pergi ke Kuling. Itulah sebabnya setelah sembuh saya mengajukan pertanyaan tentang timbulnya gejala penyakit itu. Setelah mene­rima bantuan dan bimbingan saudara Nee, Tuhan me­nunjukkan kepada saya bahwa di alam semesta ini ha­nya dua hal yang sejati: Allah dan firmanNya. Segala hal yang di luar Allah dan firmanNya adalah palsu. Karena saya memiliki firman Allah, saya disembuhkan; dan karena saya sembuh, saya tidak perlu lagi mem­perhatikan gejala penyakitnya. Setelah ada firman Al­lah, semua gejala penyakit adalah dusta. Syukur kepa­da Allah, mulai bulan Juni sampai kini, tahun 1991, selama empat puluh tiga tahun, saya tidak pernah muntah darah lagi, bahkan setitik darah pun tidak. Gejalanya telah hilang sama sekali. Puji Tuhan!

Terkesan dengan Watchman Nee

Setiap kali saudara Watchman Nee ditanya, ja­wabannya selalu langsung pada sasaran, jelas, penuh urapan dan penuh terang. Orangnya wajar dan terbuka, mudah didekati, memiliki kapasitas besar dan hati yang lapang. Dalam perkara rohani, dia telah mencapai tempat yang tinggi, juga telah menjamah hal-hal yang dalam. Terhadap prinsip dan tujuan Allah, dia sangat kaya dalam pemahaman dan penga­laman. Dia sering disalahpahami dan difitnah, tetapi dia tidak pernah berusaha menjelaskan atau membe­narkan diri sendiri. Suatu kali, ada orang bertanya kepadanya, “Saudara Nee, ada orang salah paham terha­dap Anda, mengapa Anda tidak berusaha menjelaskan perkaranya supaya terhindar dari kesalahpahaman?” Dia menjawab, “Saudara, jika orang percaya kepada kita, kita tidak perlu menjelaskan apa-apa, jika orang tidak percaya kepada kita, kalaupun kita jelaskan, apa­kah gunanya?” Dia tidak hanya tidak mau menjelaskan atau membela diri ketika difitnah secara sembunyi­-sembunyi, dia pun tidak mau beralasan atau berbantah bila dimarahi secara terang-terangan. Dia menganggap remeh masalah harta benda. Se­jumlah besar uang mengalir keluar melalui tangannya.

Dia dipercaya menyalurkan sejumlah besar uang da­lam pekerjaan Tuhan dan dia pun menerima banyak uang dalam usahanya. Tetapi, sering dengan tangan yang satu dia menerima, dan dengan tangan yang lain dia menyalurkannya. Suatu kali dia berkata, “Saya yakin, di antara para sekerja di China, saya adalah orang yang paling sering menggunakan uang yang pengha­bisan.” Hal itu memang benar. Orang-orang yang dekat dengan dia tahu, bahwa dia sering tidak memiliki apa-­apa, karena dia tidak menyimpan apa-apa bagi dirinya sendiri. Tetapi bagi pekerjaan Tuhan dan bagi keper­luan gereja, dia mau memberikan apa saja.

Kesaksian Weigh Kwang Hsi

Seorang teman kuliah

Selama beberapa tahun, saudara Watchman Nee dan saya merupakan teman sekelas di sekolah Trinitas, sebuah sekolah yang didirikan oleh Gereja Anglikan di kota Foochow. Kami berteman baik dan sering belajar dan bermain bersama. Semasa di SMP dan SMA, kami hanyalah orang Kristen ikut-ikutan. Otak kami sarat akan pengetahuan agama, dan pada lahirnya kami pun memelihara atau melaksanakan syariat Kristen seperti baptisan, perjamuan kudus, menghadiri kebaktian, membaca Alkitab, berdoa dan lainnya. Tetapi sebenar­nya hati kami belum menerima Yesus Kristus, yang tersalib karena dosa-dosa kami dan yang bangkit pada hari ketiga itu, sebagai Juruselamat pribadi kami. Ka­mi berdua mengasihi dunia dan mengejar kemuliaan dunia yang sia-sia.
Pengetahuan sastra China saudara Watchman Nee sangat dalam. Dia sering menulis artikel untuk koran­-koran, sehingga dia sering menerima honor. Tetapi uang yang dia peroleh dari hal itu dihabiskannya un­tuk membeli undian/lotere. Dia juga suka nonton film. Saya lebih suka olahraga agar mendapat ketenaran dan pujian manusia.
Dalam tahun pertama kami di SMA, saya merasa­kan hidupnya tiba-tiba berubah. Dia menjadi orang Kristen yang giat dan membara, dan telah melepaskan kehidupan dunianya yang lalu. Dia sering bersaksi ke­pada teman-teman sekelasnya, menganjuri mereka per­caya kepada Tuhan Yesus. Banyak teman sekolah per­caya kepada Tuhan dan setiap hari dengan prakarsa sendiri berdoa di kapel sekolah. Dia sering membaca Alkitab di dalam kelas; namun hal itu tidak mempe­ngaruhi peringkatnya. Dia hampir selalu tampil de­ngan nilai ujian paling tinggi dalam setiap mata pela­jaran. Banyak murid yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya setelah mereka percaya Tuhan. Penga­was asrama sekolah mengakui, bahwa beberapa murid yang tadinya nakal dan sering melanggar peraturan se­kolah, telah menerima Tuhan dan mengalami perubah­an besar dalam hidup mereka. Akibatnya, dia merasa kasus pelanggaran peraturan sekolah jauh berkurang.

Beroleh Selamat Melalui Saudara Watchman Nee

Saudara Watchman Nee pernah mengundang saya menghadiri beberapa sidang penginjilan, tetapi saya menolak. Hati saya tertuju kepada sasaran ingin men­jadi orang terkenal dalam dunia olahraga. Namun su­atu hari, dia datang ke kamar saya dan secara pribadi memberitakan Injil kepada saya, menganjuri saya me­nerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Walaupun saya berusaha berdebat dengannya mengenai persoalan agama, dia tidak mau berdebat, sebaliknya dia menga­jukan beberapa pertanyaan: “Apakah kamu berdosa? Tahukah kamu bahwa dosa-dosamu sudah diampuni? Tahukah kamu bahwa kamu sudah beroleh selamat?” Pada saat itu, saya tidak mengerti mengapa, tetapi da­lam hati saya merasa dukacita. Kemudian saya tahu, bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang menya­darkan saya. Dia memberitakan Injil kepada saya, menjelaskan bahwa Allah mengasihi saya, menyerah­kan Anak tunggalNya bagi saya, asal saya mau benar-­benar percaya kepadaNya, saya tidak akan binasa, me­lainkan beroleh hidup yang kekal. Ketika dia bertanya, apakah saya mau percaya kepada Kristus, saya berka­ta, “Saya mau.” Kemudian kami berlutut bersama dan berdoa. Dia lebih dulu berdoa bagi saya, kemudian saya berdoa, mohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya, dan juga bersyukur kepadaNya karena Dia telah me­ngasihi dan menyelamatkan saya. Ketika saya bangun dari berdoa, hati saya penuh dengan sukacita dan da­mai sejahtera. Saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Nama saya adalah salah satu dari sekian nama yang tercantum dalam buku doanya. Tuhan telah menjawab doanya, puji Tuhan!

Beroleh Selamat Melalui Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1924, saya pindah ke Universitas Nanking, dan di sana saya terpengaruh oleh modernisme. Iman saya goyah. Pada saat itu saudara Watchman Nee sedang tinggal di rumah seorang saudara di Nan-king, demi memulihkan kesehatannya. Saya pergi me­nengoknya untuk bersekutu, dan dia membantu saya terlepas dari pengaruh modernisme. Setelah kesehat­annya membaik, saya mengaturkan rencana baginya untuk memberitakan Injil di Universitas Nanking. Ha­silnya, dua orang teman sekelas saya beroleh selamat dengan jelas.

Dipulihkan oleh Saudara Watchman Nee

Saudara Watchman Nee pernah mengundang saya menghadiri beberapa sidang penginjilan, tetapi saya menolak. Hati saya tertuju kepada sasaran ingin men­jadi orang terkenal dalam dunia olahraga. Namun su­atu hari, dia datang ke kamar saya dan secara pribadi memberitakan Injil kepada saya, menganjuri saya me­nerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Walaupun saya berusaha berdebat dengannya mengenai persoalan agama, dia tidak mau berdebat, sebaliknya dia menga­jukan beberapa pertanyaan: “Apakah kamu berdosa? Tahukah kamu bahwa dosa-dosamu sudah diampuni? Tahukah kamu bahwa kamu sudah beroleh selamat?” Pada saat itu, saya tidak mengerti mengapa, tetapi da­lam hati saya merasa dukacita. Kemudian saya tahu, bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang menya­darkan saya. Dia memberitakan Injil kepada saya, menjelaskan bahwa Allah mengasihi saya, menyerah­kan Anak tunggalNya bagi saya, asal saya mau benar-­benar percaya kepadaNya, saya tidak akan binasa, me­lainkan beroleh hidup yang kekal. Ketika dia bertanya, apakah saya mau percaya kepada Kristus, saya berka­ta, “Saya mau.” Kemudian kami berlutut bersama dan berdoa. Dia lebih dulu berdoa bagi saya, kemudian saya berdoa, mohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya, dan juga bersyukur kepadaNya karena Dia telah me­ngasihi dan menyelamatkan saya. Ketika saya bangun dari berdoa, hati saya penuh dengan sukacita dan da­mai sejahtera. Saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Nama saya adalah salah satu dari sekian nama yang tercantum dalam buku doanya. Tuhan telah menjawab doanya, puji Tuhan!

Dibina oleh Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1928, menjelang lulus dari universitas, saya mempertimbangkan untuk melayani Tuhan sepe­nuh waktu. Saya tidak ingin menjadi penginjil bayar­an, tetapi saya tidak tahu bagaimana hidup demi iman, maka saya bersekutu dengan saudara Watchman Nee. Pada saat itu dia sedang sendirian dan benar-benar memerlukan sekerja yang yang bisa bersehati dengan­nya. Ketika saya mengemukakan hal ini, dia tidak ka­rena terpengaruh oleh kebutuhannya akan sekerja atau hubungan pribadinya dengan saya, lain mendo­rong saya secara ceroboh untuk melayani Tuhan. Dia hanya memberitahu saya, “Bukan menunggu air su­ngai Yordan terbelah, melainkan melangkah ke dalam air demi iman, barulah air tersibak.” Dia tahu bahwa saya kekurangan iman ini; karena saya menunggu lingkungan di luar berubah dulu baru keluar melayani Tuhan. (Lima puluh tahun yang lalu di China hampir tidak ada orang yang melayani Tuhan demi iman seperti saudara Watchman Nee). Saya merasa bahwa saya belum cukup matang, sebab itu, saya mengesam­pingkan pikiran melayani Tuhan sepenuh waktu, dan pergi mengajar di perguruan tinggi selama delapan tahun.
Pada musim semi tahun 1934, saudara Watchman Nee mengadakan sidang istimewa para pemenang yang ketiga di Shanghai. Paginya dia berbicara tentang sen­tralitas dan universalitas Kristus. Sorenya dia berbica­ra tentang para pemenang Allah. Melalui berita-berita yang disampaikannya dalam sidang istimewa itu, Tu­han memberi wahyu kepada saya yang mendatangkan perpalingan yang besar dalam hidup rohani saya. Aki­batnya, saya berdiri dalam sidang istimewa itu dan un­tuk pertama kalinya saya mempersembahkan seluruh hidup saya kepada Tuhan. Pada saat itu saya masih mengajar di sekolah.
Pada tahun 1935, di Chefoo, saudara Nee menga­lami sekali lagi pencurahan Roh Kudus. Kemudian, dia mengadakan sidang istimewa di Chuanchow, Fukien, dan meminta saya hadir. Banyak orang yang terbantu mengalami pencurahan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki kekuatan dan keberanian untuk bersaksi bagi Tuhan. Dia juga memberitakan rahasia hidup yang menang, yaitu membiarkan Kristus hidup mengganti­kan kita, sebagaimana kesaksian Paulus dalam Galatia 2:20. Sidang istimewa ini mendatangkan kebangunan besar.

Dikuatkan dan Diberi Tugas oleh Saudara Watchman Nee

Dilatih oleh Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1948, saya kembali mempunyai ke­sempatan untuk menghadiri sidang istimewa di gereja di Shanghai. Saudara Nee menyampaikan firman tentang “menyerahkan diri” kita dengan segala milik kita kepada Tuhan. Perkataannya kuat, penuh dengan kua­sa Roh Kudus, dan sidang-sidang pun penuh dengan penyertaan Tuhan. Banyak saudara saudari yang ter­bangun dan rela menyerahkan diri mereka beserta semua milik mereka kepada Tuhan, dan mereka dalam gereja berkoordinasi melayani Tuhan. Pada malam ter­akhir dari sidang istimewa itu, karena saya hendak le­bih dulu balik ke Foochow, di hadapan semua saudara saudari yang hadir, saudara Nee menyampaikan kata­kata perpisahan sebagai berikut:
Sebenarnya, hanya ada satu Kristus, tetapi seka­rang, karena perbedaan pandangan dan penekanan di antara para pekerja, Kristus seolah-olah telah terpecah menjadi banyak. Jika seorang pekerja tidak dapat meng­ekspresikan Kristus yang adalah Allah kepada orang lain, maka pekerjaannya sudah gagal. Hari ini, banyak orang yang benar-benar memiliki kontak yang mesra de­ngan Tuhan, tetapi di pihak lain banyak juga yang hanya mendesak-desak Dia (Mrk. 5:24). Mungkin beberapa orang sudah menjamah punggungNya, memegang ta­nganNya, atau bahkan merobekkan jubahNya; tetapi dalam aspek hayat, mereka sedikit pun tidak memiliki hubungan yang organik denganNya. Di antara orang-­orang yang mendesak-desak Tuhan Yesus, yang sakit bukan hanya perempuan yang menderita sakit penda­rahan itu, tetapi justru dialah satu-satunya orang yang disembuhkan dalam hayat (Mat.9:20-22).
Hari ini ada orang yang benar-benar telah menge­nal Kristus yang di Betsaida (Mrk. 8:22-26), atau Kristus yang di Gadara (Mrk. 5:1-20) atau Kristus yang di Ema­us (Luk. 24:13-35). Dalam pengalaman mereka benar-­benar nampak mujizat dan tanda ajaib, bahkan ada yang bisa melakukan mujizat itu; tetapi jika tidak ada wahyu batini yang sejati, semua itu tidak ada gunanya. Hari ini, ada orang mungkin bisa berkata kepada orang dengan kuasa penggerak Kristus yang di Emaus, mere­ka bisa menjelaskan Alkitab dan bisa membuat orang menjadi membara di dalam hati; tetapi semua itu tetap tidak terhitung apa-apa. Pekerjaan yang sejati adalah memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain. Saya menyampaikan perkataan ini bukan hanya kepada saudara Weigh, tetapi juga kepada semua sekerja dan kepada semua saudara saudari. Jika Anda dan saya ti­dak dapat memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain, pekerjaan kita sudah gagal.
Di sini kita nampak, ada dua kedudukan mendasar yang berbeda bagi seorang pekerja Tuhan: yang satu menekankan pekerjaan, menjelaskan Alkitab, melakukan mujizat, tanda-tanda ajaib, pengabulan doa dan sebagai­nya; yang lain menyajikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain.
Pada tahun yang sama, 1948, dari awal Juni sam­pai akhir September, saudara Nee mengadakan sidang latihan di bukit Kuling, Fukien, untuk melatih para se­kerja dari seluruh China. Saya hadir dalam sidang la­tihan itu. Setiap hari kami mendengarkan pemberitaan saudara Nee dan menerima suplaiannya kurang lebih tujuh jam. Saya sangat terbantu dalam pengenalan ro­hani dan dalam prinsip-prinsip bekerja bagi Tuhan.

Pada bulan Oktober 1936, saudara Watchman Nee memimpin sidang istimewa untuk para sekerja di Ku­langsu, Fukien. Dia menelegram saya dan mengundang saya hadir. Saat itu saya sudah jelas mengenai pang­gilan Tuhan dan bersiap untuk berhenti mengajar dan menempuh hidup demi iman serta melayani Tuhan. Ketika saya sedang mencari pimpinan Tuhan, saya menerima telegram saudara Nee. Saya tahu bahwa ini adalah pengaturan Tuhan, karena itu, saya segera menghadiri sidang istimewa itu. Saya bersyukur kepa­da Tuhan karena pada sidang istimewa itu saya diberi kesempatan yang jarang ada, yaitu mendengar kesak­sian pribadi saudara Watchman Nee, yang kemudian dapat saya terbitkan sebagai tiga artikel. Pada akhir sidang istimewa itu, saudara Nee dan beberapa sekerja menugasi saya memulai pekerjaan di Canton dan ke­mudian di Hongkong. Pada tahun 1937, saudara Watchman Nee memulai pekerjaan Tuhan di barat da­ya China di kota Kunming, propinsi Yunnan, dan men­dirikan gereja di sana. Ketika dia akan meninggalkan tempat itu, dia mengundang saya datang dan bekerja di tempat itu.. Saya menerima beban itu dan pindah bersama keluarga saya. Saya bekerja di sana selama tiga tahun, sampai saya kembali ke Hongkong tahun 1940.
Setelah Perang Dunia II, setiap kali saudara Watchman Nee mengunjungi Canton atau Hongkong, saya pasti mencari kesempatan untuk bersekutu de­ngannya. Biasanya saya menyiapkan sejumlah perta­nyaan untuk ditanyakan kepadanya, tetapi setelah ber­sekutu dengannya, tidak perlu lagi saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu, semuanya sudah terjawab. Setiap kali bersekutu, saya selalu menerima suplai ha­yat yang berlimpah.

Kontak Terakhir Saya dengan Saudara Watchman Nee

Pada awal tahun 1950, saudara Watchman Nee datang ke Hongkong. Tidak lama kemudian saudara Witness Lee juga datang. Pada waktu yang lampau ja­rang sekali kedua saudara itu bisa mengunjungi dan memimpin sidang di suatu gereja pada waktu yang sa­ma. Ministri mereka mendatangkan suatu kebangunan besar di gereja di Hongkong. Tadinya hanya sekitar ti­ga ratus orang yang hadir dalam sidang; tetapi karena kebangunan itu, jumlahnya meningkat menjadi dua sampai tiga ribu orang. Itu adalah berkat khusus bagi gereja di Hongkong.

Kesaksian Elizabeth P. Rademacher

Seorang Misionaris Barat

Sudah 48 tahun berlalu dari saat terakhir saya bertemu dengan saudara Watchman Nee. Waktu itu adalah bulan Februari 1943, dan Amerika sedang ber­perang dengan Jepang. Kebanyakan orang asing hidup di Pemukiman Internasional di Shanghai, Tiongkok, di ba­wah pengawasan orang Jepang. Semalam sebelum saya ditahan bersama banyak orang Amerika yang lain (se­kerja-sekerja saya adalah orang-orang Inggris), saudara Watchman Nee datang mengunjungi kami tanpa pem­beritahuan lebih dulu; sebagaimana sikapnya mengun­jungi kami empat orang Barat. Setelah menikmati ma­kanan kecil dan bersekutu dengan indah, dia memberi saya sebuah botol tanpa merek yang berisi vitamin kadar tinggi yang diproduksi CBC Laboratories dengan petunjuk, “Minumlah setengah tetes sehari.” Betapa be­sar perhatian dan simpatinya kepada seorang saudari kecil yang akan ditahan selama waktu yang tidak pasti! 

Ketika saya mendengar nama Watchman Nee untuk per­tama kalinya pada tahun 1934, saya tidak tahu apa-apa tentang dia. Menurut anggapan saya, dia adalah seo­rang tua yang berjanggut putih. Saya sedikit pun tidak membayangkan bahwa dia tidak jauh lebih tua dari­pada saya — mungkin saat itu berumur sekitar tiga pu­luh. Beberapa tahun kemudian saya melihatnya untuk pertama kalinya di jalan Hardoon, ketika saya bersama seorang misionaris yang lebih tua menghadiri peme­cahan roti dan sidang istimewa.

Berhuninya Roh Kudus

Pada awal tahun 1938, saudara Watchman Nee memimpin sidang penelaahan Alkitab di gereja di Shanghai, membahas tentang Roh Kudus. Saya berla­tar belakang Pentakosta, tetapi terhadap gerakan Pen­takosta saya merasa agak kacau dan putus asa. Saya ingin mendengar apa yang dikatakannya, berharap dapat menerima bantuan mengenai sejumlah masalah yang membingungkan. Misalnya, mengapa penghidup­an banyak orang yang mengaku sudah menerima pen­curahan Roh Kudus tidak selaras dengan penyataan rohani mereka? Di manakah hidup yang ibadah itu? Mengapa saya menempuh hidup yang kalah? 

Perkataan Tuhan kepada saya melalui saudara Watchman Nee memberikan pengaruh yang revolusio­ner atas hidup saya. Malam itu, ketika saya mendengar dia berkata, bahwa Yesus telah menjadi Roh itu yang berdiam di dalam kita, langit terbuka! Sebelumnya, Tuhan seolah-olah begitu jauh bagiku; kini Dia ada di batin saya dan begitu riil. Ini memecahkan kesulitan saya yang mendasar. Kini saya dapat mencari-Nya di dalam diri saya. Saya pun nampak lebih jauh, bahwa pekerjaan Roh Kudus itu ada dua aspek: Di aspek lahiriah adalah karunia dan penyataan, tetapi yang lebih penting adalah aspek batiniah, yaitu pemenuhan di dalam agar mengubah hayat kita. 

Dia menggunakan satu ilustrasi yang sangat mem­bantu yang memberikan kesan yang tidak dapat saya lupakan: Jika sebuah kendaraan bermuatan berat dija­lankan dengan ban yang kempis, kendaraan itu tentu akan mendatangkan masalah. Ini adalah gambaran umum dari orang-orang yang sering mengalami pen­curahan Roh tanpa memiliki pekerjaan yang memadai dari Roh itu di batinnya. Syukur kepada Allah, saya tidak menjadi kendaraan yang rusak. Kini saya mengerti mengapa begitu banyak orang yang dulu saya kenal itu, akhirnya mereka malah memalukan nama Tuhan.

Pernah sekali dia bersaksi tentang gadis yang dikasihinya dan ditinggalkannya karena Tuhan. Dia mengutip Mazmur 73:25, “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Dia bersaksi bahwa perkataan itu telah menjadi realitasnya. Kesaksian itu mencengang­kan saya. Saya tidak pernah mendengar atau bertemu dengan seseorang yang dapat dengan jujur mengatakan hal itu.

Kerajaan

Penelaahan Alkitab kali itu pun berakhir, tetapi pekerjaan Tuhan di atas diri saya tidak berakhir. Hari Minggu malam sebelum saudara Watchman Nee pergi ke Hongkong dan Inggris, kami enam orang berkum­pul di dekat tungku di rumah pasangan suami istri misionaris. Sebelumnya kami pernah beberapa kali berhimpun secara tidak resmi seperti itu. Biasanya banyak orang Barat yang hadir, makan dan bersekutu bersama, dan mendengarkan dengan penuh perhatian kepada Saudara Nee yang berbicara dengan fasih da­lam bahasa Inggris tentang kerajaan, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pemberitaannya mengenai Roh Kudus. Suatu kali di dalam batin saya tiba-tiba timbul perasaan: Allah se­dang berbicara di sini!

Itu adalah kesempatannya yang terakhir untuk melepaskan bebannya sebelum dia pergi ke luar negeri. Dia mulai dengan mengatakan, “Saya ingin mengata­kan lebih banyak tentang kerajaan.” Dalam pembicara­an itu, dia berkata, “Tuhan memerlukan pemberita ke­rajaan-Nya.” Saat itu saya tergerak, dan saudara Watchman Nee mengetahuinya, lalu berkata, “Jangan takut, Nona Peck.” Demikianlah dengan kuasa pembicaraan Tuhan, saya berubah menjadi seorang yang lain. Puji Tuhan atas hambaNya yang setia, rendah hati dan mudah didekati.

Kenangan Lain

Ada juga kenangan lain yang sangat riil dan merupakan ungkapan kasihnya: suatu hari saudara Watchman Nee dan istrinya datang menjenguk kami. Mereka memberi kami masing-masing sebuah selimut dari kain sutra. Beberapa kali kami diundang makan malam masakan Foochow yang lezat. Suatu kali saya mengambil satu keputusan yang sangat keliru; dan dalam pembicaraan dengannya, dia memberi jawaban, “Kadang-kadang kesalahan kita pun benar.” Perkataan­nya sangat menghibur hatiku.

Dari tahun 1940 sampai awal 1943, terjadi per­ubahan dalam hidup gereja. Kami mulai mengadakan sidang pemecahan roti dan sidang doa di kelompok­-kelompok kecil di beberapa wilayah di kota. Biasanya saudara Watchman Nee melayani sidang hari Minggu pagi, Rabu malam; kadang-kadang memberitakan kepada kaum imani baru pada hari Jumat malam, dan juga pada sidang-sidang istimewa. Saya ingat dia sering menyebut Margaret E. Barber, yang memberinya banyak bantuan dalam awal hidupnya sebagai orang Kristen.

Ministri firmannya memberikan hayat kepada orang lain, dan banyak kesan yang tertanam di dalam saya sehingga tidak dapat dilupakan. Salah satu con­tohnya adalah perkataannya tentang Roma 12:1-2, “Kehendak Allah tidak berlaku bagi orang yang tidak mempersembahkan diri. Persoalannya terletak pada orang macam apakah saya ini? Patutkah saya menge­nal kehendakNya? Semua yang baik belum tentu ada­lah kehendak Allah, tetapi kehendak Allah pasti baik.” Pernah pula, dia berkata kepada kaum imani baru, “Keselamatan tanpa konsekrasi sama seperti rel yang hanya satu. Kita perlu keduanya untuk maju dalam jalan rohani.” Juga perkataan tentang Yohanes 14:6, “Berapa banyak kebenaran yang kamu ketahui yang telah memerdekakan kamu? Kebenaran adalah Kris­tus; jika bagimu kebenaran itu hanya berupa ‘kebenar­an’, itu tidak ada khasiatnya.”

Satu berita tentang kehendak Allah telah menak­lukkan saya. Berita itu menggambarkan kehendak Allah dari kekekalan sampai kekekalan yang akan da­tang. Inti dari pembicaraannya adalah: Pada mulanya hanya ada satu kehendak — kehendak Allah semata, tanpa tentangan apa-apa. Setelah Iblis jatuh, dalam alam semesta timbul kehendak yang kedua — kehen­dak yang memberontak. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia memberi manusia kehendak yang bebas, bisa memilih bersatu dengan Allah atau dengan Iblis. Dalam kekekalan yang akan datang, Iblis dibuang ke dalam lautan api, dan kembali hanya ada satu kehen­dak di alam semesta; tetapi kehendak ini berbeda de­ngan kehendak yang semula. Kehendak ini adalah kehendak Allah dan kehendak manusia yang sepenuh­nya berbaur menjadi satu.

Yakin akan Pimpinan-Nya

Pada tahun 1942, ministri saudara Watchman Nee berhenti. Karena kami tidak selalu tahu gerakannya atau rencananya di tempat-tempat lain, mula-mula hal itu tidak begitu mengherankan bagi kami. Setelah be­berapa minggu berlalu, meskipun saya tidak tahu bah­wa dia diminta berhenti melayani di Jalan Hardoon, saya mulai merasakan adanya arus bawah tanah. Ke­mudian orang-orang Barat pun diminta untuk tidak menghadiri sidang. Entah ini karena serbuan Jepang dan ketakutan disebut mata-mata, saya tidak tahu. Kami selalu gembira ketika saudara Nee mengunjungi kami dengan tidak terduga selama waktu-waktu itu. Saat itu dia sedang mengelola CBC Laboratories, dan pernah dia sendiri membawa kami mengunjungi peru­sahaan itu. Tidak peduli bagaimana perasaan orang lain selama dia “membuat tenda”, kami tidak punya apa-apa selain bersandar dan yakin akan pimpinannya. Bagaimana kami dapat menghakiminya? Karena kese­tiaannya dalam mengikuti Tuhan dan memberitakan firman-Nya, beberapa di antara kami telah dibawa ma­suk ke dalam hidup gereja yang mulia.

Kesaksian Samuel I.L. Chang

Saudara Ipar dari Saudara Watchman Nee

Hubungannya dengan Watchman Nee

Nenek Watchman Nee dan nenekku adalah teman sekelas di sekolah. Persahabatan mereka menjadi awal dari hubungan antara dua keluarga kami. Ayah kami juga teman sekelas, begitu juga dengan saudara perempuan kami, dan pada saat yang tepat say a dan dia juga bersekolah di tempat yang sama. Namun, hubungan kami tidak hanya sebatas persahabatan seperti orang di dunia, tetapi menjadi sejenis hubungan yang ada antara dua saudara Kristen. Hubungan ini antara kami berlanjut selama bertahun-tahun. Melalui persekutuan dengan Watchman Nee pada tahun 1927, saya jelas tentang keselamatan saya sendiri. Pada tahun 1934 dia menikahi saudara perempuan saya, tetapi meskipun dia menjadi saudara ipar saya, hubungan kami tetap didasarkan bukan pada ikatan keluarga tetapi pada hubungan kami dalam Kristus.

Keyakinan Keselamatan melalui Watchman Nee

Hubungan rohani saya dengan Watchman Nee dimulai ketika saya menerima keyakinan keselamatan. Dia memberitakan Kristus kepada saya dalam Roh, membawa saya ke dalam kenikmatan yang sejati dan hidup dari jaminan keselamatan. Dia hanya bertanya, “Apakah kamu diselamatkan?” Saya menjawab, “Saya tidak tahu.” Dia bertanya lagi, “Mengapa kamu tidak diselamatkan?” Lagi-lagi saya menjawab, “Saya tidak tahu.” Kemudian dia bertanya, “Apakah kamu percaya pada Yohanes 3:16?” Lalu dia melihat ayat ini, klausa demi klausa: “‘Allah sangat mengasihi dunia ini, sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal.'” Dia bertanya, “Apakah kamu percaya ini?” Saya menjawab, “Ya, saya percaya ini.” Dia bertanya, “Apakah kamu percaya bahwa ‘setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal’?” Saya berkata, “Ya, saya percaya itu juga.” Dia bertanya, “Apakah kamu diselamatkan?” Saya berkata, “Saya tidak tahu.” Lalu dia berkata dengan tegas, “Tetapi Allah mengatakan ini. Jika kamu tidak percaya apa yang Dia katakan, kamu membuat Dia menjadi pendusta!” Kata-kata ini mengangkat tabir dari hati saya dan mempercepat roh saya. Segera, saya merasakan pengurapan di dalam dan sepenuhnya percaya bahwa saya diselamatkan.

Diberitakan oleh Watchman Nee

Pada beberapa kesempatan ketika saya menghadapi masalah pribadi, saya pergi kepada Watchman Nee untuk meminta bantuan. Tidak satu kali pun saya ditegur. Dia hanya bertanya, “Apa yang telah kamu pelajari dari Tuhan?” Dia membantu saya menyadari bahwa segala sesuatu terjadi di bawah tangan Tuhan dan sedang bekerja bersama untuk kebaikan untuk menyamakan saya dengan gambar Anak-Nya (Rom. 8:28-29).

Pada suatu kesempatan istri saya masuk rumah sakit untuk menjalani operasi. Setelah operasi, musuh menyerangnya dengan tuduhan dan menyebabkan dia berpikir bahwa dia akan mati. Kabar ini dilaporkan ke Watchman Nee, dan dia dan saudara perempuan saya pergi menjenguknya. Dia menyadari bahwa dia sedang di bawah tuduhan musuh dan memberitakan kepada dia dari Wahyu 12:11: “Dan mereka mengalahkannya karena darah Anak Domba dan karena firman kesaksian mereka, dan mereka tidak mencintai nyawa mereka sampai mati.” Kemudian dia menelepon saya dan mengaku bahwa kegagalannya untuk membantu menjaga saya dalam persekutuan Tuhan telah memberikan musuh kesempatan untuk menyerang istri saya. Karena kegagalannya ini, dia meminta maaf kepada saya. Dia sepenuhnya menyadari bahwa peperangan itu bukan hanya masalah untuk istri saya saja, tetapi bahwa peperangan itu juga memerlukan suaminya dan gereja. Inilah sebabnya dia meminta saya untuk memaafkannya. Dia menyadari bahwa untuk melawan musuh, saya memerlukan gereja dan bahwa ada kelalaian dari pihaknya dalam bersatu dengan saya. Namun, saya bilang kepadanya, bahwa bukan kesalahannya; kesalahannya ada pada kurangnya pengudusan saya dan di cintaku terhadap dunia. Itulah yang memberikan musuh kesempatan. Segera saya bertobat kepada Tuhan. Saat saya bertobat, musuh meninggalkan istri saya, dan Tuhan memberinya damai. Keesokan paginya ketika ibu Watchman Nee datang untuk berdoa bersama, dia bisa bernyanyi puji-pujian kepada Tuhan dan menikmati pengurapan yang manis dari Tuhan. Insiden ini menunjukkan bahwa Watchman Nee tahu cara Tuhan. Melalui pengertian rohaninya, keluarga saya dibantu dan dibawa kembali ke dalam persekutuan yang lengkap dengan Kristus dalam kehidupan sehari-hari kami.

Kesanku tentang Watchman Nee

Watchman Nee adalah seseorang yang benar-benar tenggelam dalam Tuhan. Dia adalah seorang yang hidup dalam hadirat Tuhan. Sikap, karakter, dan perilakunya telah berubah selama bertahun-tahun di bawah tangan penggenapan dari Miss Margaret E. Barber. Dia dapat mendengarkan kata-kata atau saran orang lain tanpa interupsi. Dia adalah seseorang yang batinnya telah disentuh oleh Tuhan dan memiliki pengalaman yang kaya dari pengalaman yang dia terima dari Tuhan. Jika tidak demikian, seorang jenius seperti dia akan sulit mempertahankan hubungan dengan adik muda yang bodoh seperti saya. Kemudian, ketika saya bekerja dekat dengannya, saya melihat bahwa dia bisa mendengarkan siapa saja tanpa memberi kesan bahwa dia lebih unggul. Dia telah berubah sedemikian rupa sehingga dia bisa dibangun bersama siapa saja, apa pun kondisinya, tanpa terhambat oleh kekurangan atau kepolosan mereka.

Ketika mengamati cara kerja saudara Watchman Nee, saya tidak pernah melihat dia memaksakan otoritasnya. Sebaliknya, dia menjadikan dirinya sebagai teladan: bangun pagi-pagi, bekerja pada jam jam kerja, tidak pernah memandang remeh suatu perkara, tidak bertindak dengan sembarangan dan tidak malas. Dia tidak pernah menganggap dirinya sebagai majikan, dan tidak pernah menuntut orang lain melakukan apa yang tidak mau dilakukan olehnya sendiri. Dia bekerja de­ngan tangannya sendiri, dan mengajar orang lain un­tuk bekerja bersama dengan kelembutan, kasih, kesa­baran dan koordinasi. Hari ini kebanyakan orang Kristen mengecamnya dalam hal ministrinya mengenai gereja. Tetapi saya da­pat bersaksi, bahwa ministrinya mengenai gereja bu­kanlah suatu doktrin, teori, atau rencana yang tidak dapat dilaksanakan. Dia tidak hanya mengajarkan apa yang Allah wahyukan kepadanya mengenai gereja, dia pun melaksanakan wahyu itu. Walaupun pelaksanaan gereja, seperti yang diwahyukan kepada saudara Watchman Nee, tidak terlihat secara besar-besaran pada masa hidupnya, tetapi hari ini, pelaksanaan ini sudah ternyata sepenuhnya. Hal ini dapat dilaksana­kan. Hari ini ribuan orang Kristen dapat bersaksi, bahwa mereka hidup dalam realitas sepenuhnya dari hidup gereja

Kehidupan dan Ministri Watchman Nee

Kehidupan dan Ministri Watchman Nee

  • Pekerjaan Keselamatan Dinamis Allah
  • Peralatan & Pelatihan
  • Wahyu & Kehidupan
  • Beban & Tugas
  • Pengalaman Penderitaan
  • Cara Pelayanan
  • Hubungan dengan Rekan Kerja
  • Martir

Pekerjaan Keselamatan Dinamis Allah

Mulai dari abad keenam belas, para misionaris Protestan pergi ke Tiongkok untuk memberitakan Injil, tetapi pada awal abad kedua puluh, setelah bertahun-tahun bekerja dan berdoa dengan setia, gerakan Tuhan di Tiongkok mulai maju pesat setelah banyak orang Kristen meninggal sebagai martir dalam peristiwa Pemberontakan Boxer. Pada tahun 1920-an, banyak orang percaya, yang dibangkitkan oleh Tuhan dari kalangan siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Tiongkok, mereka menjadi sarana penting dalam penyebaran Injil. Dari antara siswa-siswa ini, Nee Shu-tsu (Watchman Nee) dipanggil dan dilengkapi oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaannya.

Nee Shu-tsu, yang nama Inggrisnya adalah Henry Nee, lahir dari orang tua Kristen generasi kedua di Foochow, Tiongkok pada tahun 1903. Kakeknya dari pihak ayah belajar di American Congregational College di Foochow dan menjadi pendeta China pertama di kalangan Kongregasionalis di provinsi Fukien Utara. Nee Shu-tsu dikuduskan untuk Tuhan sebelum kelahirannya. Ibu nya yang ingin memiliki anak laki-laki, berdoa kepada Tuhan, mengatakan, “Jika saya punya anak laki-laki, saya akan mempersembahkannya kepada-Mu.” Tuhan menjawab doanya dengan kelahiran seorang anak laki-laki. Ayahnya kemudian menekankan hal ini kepadanya, mengatakan, “Sebelum kamu lahir, ibumu berjanji akan mempersembahkanmu kepada Tuhan.”

“Dari malam saya diselamatkan, saya mulai hidup kehidupan yang baru, karena hidup Allah yang kekal telah masuk ke dalamku.”

Nee Shu-tsu sangat cerdas. Dari masuk sekolah dasar hingga lulus dari Trinity College Anglikan di Foochow, dia selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya dan sekolahnya. Dengan banyak mimpi besar dan rencana untuk masa depannya, dia bisa menjadi sukses besar di dunia. Pada tahun 1920 pada usia tujuh belas tahun dan setelah pertimbangan yang cukup lama, Nee Shu-tsu diselamatkan secara dinamis ketika masih di sekolah menengah. Pada saat keselamatannya, rencananya untuk masa depan sepenuhnya ditinggalkan. Dia bersaksi, “Dari malam saya diselamatkan, saya mulai hidup kehidupan yang baru, karena hidup Allah yang kekal telah masuk ke dalamku.” Kemudian, ketika Tuhan memanggilnya untuk menjalankan tugas-Nya, dia mengadopsi nama Inggris Watchman dan nama mandarin To-sheng, yang berarti “bunyi kerincingan penjaga malam,” karena ia menganggap dirinya sebagai penjaga yang dibangkitkan untuk memberikan peringatan di malam yang gelap.

Peralatan dan Pelatihan

Watchman Nee tidak menghadiri sekolah teologi atau institut Alkitab. Kekayaan pengetahuannya tentang rencana Allah, Kristus, Roh, dan gereja diperoleh melalui mempelajari Alkitab, membaca buku-buku rohani, dan mengejar perkara rohani. Watchman Nee menerima wahyu melalui kerajinannya mempelajari Firman Tuhan. Banyak praktiknya termasuk dalam bukunya How to Study the Bible (Bagaimana Membaca Alkitab – Yasperin). Dia juga membaca buku-buku rohani banyak hamba Tuhan sepanjang sejarah gereja. Di awal ministrinya, ia menghabiskan sepertiga pendapatannya untuk kebutuhan pribadinya, sepertiga lagi untuk membantu orang lain, dan sepertiga sisanya untuk buku-buku rohani. Dia mengumpulkan koleksi lebih dari tiga ribu buku Kristen terbaik, termasuk hampir semua tulisan Kristen klasik dari abad pertama ke depan. Dia memiliki kemampuan fenomenal untuk memilih, memahami, membedakan, dan menghafal materi yang relevan, dan ia dapat dengan cepat memahami dan mengingat poin-poin penting dari sebuah buku. Dengan demikian, dia dapat memetik dari buku-buku ini kebenaran-kebenaran Alkitab penting dan prinsip-prinsip rohani yang Tuhan telah dinyatakan sepanjang sejarah gereja dan juga memasukkannya ke dalam pengalaman kehidupan Kristen dan gereja. Watchman Nee menerima banyak pencerahan dan bantuan dari para penulis Kristen berikut terkait dengan poin-poin kebenaran:

Pencerahan Khusus Sumber
1. Jaminan Keselamatan George Cutting, seorang penulis Brethren
2. Kehidupan Ilahi Karya John Bunyan, Madame Guyon, Hudson Taylor
3. Kristus J.G. Bellett, Charles G. Trumbull, A.B. Simpson, T. Austin Sparks
4. Roh Andrew Murray’s The Spirit of Christ
5. Sifat Tiga Bagian Manusia Jessie Penn-Lewis, Mary E. McDonough
6. Iman George Müller
7. Tinggal dalam Kristus Andrew Murray, Hudson Taylor
8. Aspek Subjektif Kematian Kristus Jessie Penn-Lewis
9. Kebangkitan Kristus dan Tubuh-Nya T. Austin Sparks dan lain-lain
10. Rencana Penebusan Allah Mary E. McDonough
11. Gereja John Nelson Darby dan guru Brethren lainnya
12. Nubuat Robert Govett, D.M. Panton, G.H. Pember
13. Sejarah Gereja John Foxe, E.H. Broadbent
14. Penafsiran Alkitab dan Kebenaran Lainnya John Nelson Darby dan Brethren

Di awal kehidupan Kristen-nya, ia juga menerima banyak pemulihan rohani dan penggenapan dari Margaret E. Barber, seorang misionaris Anglikan di Tiongkok. Terutama melalui persekutuan dengannya, Watchman Nee menyadari bahwa menjadi seorang Kristen adalah sepenuhnya soal mengenal dan mengalami hayat ilahi Allah di dalam Kristus. Melalui penggembalaannya, ia belajar untuk lebih memperhatikan operasi hayat ilahi di dalamnya daripada hanya pekerjaan luar biasa (Filipi 2:13).

Wahyu dan Kehidupan

Watchman Nee menerima kekayaan wahyu dari Firman Tuhan; ia benar-benar melihat isi wahyu ilahi. Inti dari wahyu yang ia terima melibatkan kehidupan Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan untuk kehidupan gereja. Pengalaman orang percaya tentang kematian dan kebangkitan Kristus adalah dasar dan batu uji dari kehidupan Kristen yang normal, dan hasil dari kehidupan Kristen yang normal adalah gereja sebagai Tubuh Kristus, yang memiliki ekspresi universal dan lokal. Watchman Nee menyadari bahwa kita, sebagai orang percaya, telah disalibkan bersama Kristus dan bahwa pengalaman Kristen yang normal melibatkan Kristus yang hidup di dalam kita melalui pengalaman kita menanggung salib dalam situasi manusiawi praktis kita (Galatia 2:20). Banyak pengalaman yang membentuk pemahaman Watchman Nee tentang kebenaran ini disajikan dalam bukunya The Breaking of the Outer Man and the Release of the Spirit (Remuknya Insan dan Keluarnya Roh).

Watchman Nee juga melihat bahwa gereja sebagai Tubuh Kristus adalah sekadar perluasan, perluasan, dan ekspresi Kristus yang telah bangkit. Visinya tentang gereja sebagai Tubuh Kristus dalam kebangkitan jauh lebih maju. Pelayanannya tentang Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan adalah tata kelola anugerah yang melayani Kristus yang telah bangkit kepada orang percaya untuk membangun Tubuh-Nya. Dia melihat aspek universal dari Tubuh, yang dijelaskan dalam buku The Glorious Church, dan ekspresi lokal Tubuh, yang disajikan dalam buku The Assembly Life, The Normal Christian Church Life, dan Further Talks on the Church Life.

Sejak awal pelayanannya, Tuhan mengatur situasinya sebagai kesempatan bagi Watchman Nee untuk menyangkal hayat jiwa dan hayat alamiahnya untuk mengalami hayat kebangkitan Kristus. Watchman Nee melihat bahwa kita, sebagai orang percaya, tidak hanya telah mati bersama Kristus tetapi juga telah dibangkitkan bersama-Nya (Roma 6:4-5, 8). Melalui pengalamannya tentang hayat kebangkitan Kristus yang ada di dalamnya, Watchman Nee dapat menanggung salib dan berbagian dalam persekutuan penderitaan-Nya, disesuaikan dengan kematian-Nya (Filipi 3:10). Dalam hayat kebangkitan Kristus, ia terdorong untuk meninggalkan dunia, mengabaikan masa depannya, dan menyangkal dirinya sendiri untuk dibebaskan dari dosa dan mengalahkan Setan. Dalam hayat kebangkitan Kristus, ia juga melayani Tuhan, bekerja untuk-Nya, dan menjalankan amanat-Nya. Rekan sekerja Watchman Nee memberikan kesaksian bahwa dia secara konsisten menolak kekuatan alamiahnya dalam pelayanan Tuhan. Dia takut akan hayat alamiahnya mengganggu di dalam pekerjaan Tuhan. Dalam memberikan khotbah / pemberitaan, menghubungi orang, menulis artikel, berhubungan dengan orang percaya, dan bahkan dalam menangani hal-hal kecil, dia berupaya untuk hidup sesuai dengan hayat kebangkitan Kristus. Dengan hayat seperti itu sebagai konstitusinya, dia dapat melewati masa tahanannya yang panjang dan akhirnya menjadi martir.

Beban dan Amanat

Wahyu ilahi yang dilihat oleh Watchman Nee menghasilkan beban dan amanat dua ganda dari Tuhan: Pertama, untuk membawa kesaksian Tuhan Yesus dan, kedua, untuk membentuk gereja-gereja lokal. Beban dan amanat pertama muncul dari kedalaman pengetahuan dan pengalaman pribadinya tentang kematian dan kebangkitan Kristus yang inklusif (mencakup segala sesuatu). Tuhan secara khusus memberikan beban dan amanat kepadanya untuk membawa kesaksian atas kebenaran ini. Ia dengan setia menanggapi beban ini dengan melepaskan banyak khotbah / berita lisan dan tertulis tentang aspek subjektif dari penyaliban dan kebangkitan Tuhan, tentang prinsip-prinsip kehidupan ilahi, tentang keutamaan Kristus, dan tentang tujuan kekal Allah. Berita – berita / Khotbah ini terdapat dalam buku-buku seperti The Overcoming Life, God’s Overcomers, The Spiritual Man, dan God’s Eternal Plan (Hayat yang menang, Pemenang Allah, Manusia Rohani, dan Rencana Kekal Allah)

Namun, amanat utama Watchman Nee bukan hanya untuk meningkatkan pengalaman Kristus individu, tetapi juga untuk membangun ekspresi korporat Kristus secara praktis dalam gereja-gereja lokal, sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh Allah yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru (Kis. 11:22; Rom. 16:1; 1 Kor. 1:2; Wah. 2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14). Ini adalah amanat utama yang diterimanya dari Tuhan berdasarkan apa yang telah dilihat dan dialami-Nya. Kesaksian pribadinya yang tercatat pada 20 Oktober 1936 menggambarkan tugas ini:

Apa yang dinyatakan Tuhan kepada saya sangat jelas: Tak lama lagi Dia akan membangkitkan gereja-gereja lokal di berbagai bagian di Tiongkok. Setiap kali saya menutup mata, visi kelahiran gereja-gereja lokal muncul…

Ketika Tuhan memanggil saya untuk melayani, tujuan utama bukanlah untuk mengadakan pertemuan kebangunan supaya orang-orang mendengar doktrin-doktrin Alkitab lebih banyak atau agar saya menjadi penginjil yang hebat. Tuhan menyatakan kepada saya bahwa Dia ingin membangun gereja-gereja lokal di tempat lain untuk menampakkan diri-Nya, memberikan kesaksian tentang kesatuan di atas dasar lokalitas supaya setiap orang kudus dapat menjalankan tugasnya dalam gereja dan menjalani kehidupan gereja. Allah tidak hanya menginginkan keberhasilan atau kerohanian individu, melainkan juga gereja yang cemerlang dan korporat untuk dipersembahkan kepada-Nya.

Penderitaan

Watchman Nee melihat visi yang tak terbantahkan dan menerima tugas yang pasti dari Tuhan mengenai gereja, dan ia sangat menderita karena kesetiaannya, termasuk penolakan, penentangan, dan penghukuman. Namun, ia bersedia membayar harga untuk mengikuti Tuhan, bahkan sampai pada harga nyawa. Wahyu yang dalam dan penderitaan yang mendalam menghasilkan pelayanan hidup yang kaya.

Watchman Nee menderita banyak karena pelayanan Perjanjian Baru. Karena kesetiaannya dalam mengikuti Tuhan dan memenuhi tugas yang diberikan Tuhan, ia seringkali menderita perlakuan yang buruk dan kesulitan seumur hidup. Saat ia berjuang untuk pergerakanan Tuhan, ia selalu diserang oleh musuh Allah, yaitu Setan. Pada saat yang sama, ia juga di bawah tangan Allah yang berkuasa. Ia mengakui pengaturan Allah yang berdaulat dalam lingkungannya bukan hanya sebagai “duri dalam daging” yang diberikan secara ilahi, tetapi lebih penting lagi sebagai sarana di mana Allah dapat berurusan dengan dia. Karena serangan Setan dan perlakuan lingkungan Allah yang setia, Watchman Nee hidup dalam penderitaan. Mayoritas penderitaannya berasal dari lima sumber: kemiskinan, penyakit, penentangan denominasi, saudara-saudari yang berbeda pendapat dalam gereja-gereja lokal, dan penjara.

Pada awal pelayanan Watchman Nee, situasi ekonomi di Tiongkok sangat sulit. Namun, ia hidup dengan iman yang murni dan tunggal kepada Allah, tidak hanya untuk hidupnya tetapi juga untuk setiap aspek pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, ia dengan teguh menolak pekerjaan dari siapa pun atau organisasi manapun. Pada awal pelayanannya di Shanghai, ada saat-saat ketika ia hanya memiliki sedikit roti untuk dimakan sepanjang hari.

Watchman Nee juga sering kali menderita penyakit serius. Selama sebelas tahun pertama ministrinya, yang dimulai pada tahun 1922, ia menderita sendirian, tanpa istri untuk mendukungnya. Selama waktu ini ia terkena dan menderita dari tuberkulosis selama beberapa tahun. Pada tahun 1934 pada usia tiga puluh tahun, Watchman Nee menikah dengan Charity Chang, yang merupakan “penolong yang cocok” yang sejati. Di tahun-tahun berikutnya ia juga menderita gangguan lambung kronis serta angina pectoris, suatu kelainan jantung yang serius. Ia tidak pernah sembuh dari penyakit jantungnya sehingga pelayanannya dihidupi oleh kehidupan kebangkitan, bukan oleh kekuatan fisiknya.

Sikap teguhnya untuk keesaan Tubuh Kristus adalah kesaksian terhadap perpecahan yang diciptakan oleh praktik denominasi. Oleh karena itu, ia sering kali dikritik dan ditentang. Ia sering kali menjadi sasaran rumor palsu, dan kesalahpahaman dari pelayanannya begitu kuat sehingga ia pernah menanggapinya, berkata, “Watchman Nee yang digambarkan oleh mereka, saya juga akan mengecamnya.”

Sejumlah saudara dan saudari yang berhimpun dengan gereja-gereja lokal menjadi sumber penderitaan lain bagi Watchman Nee melalui perselisihan, ketidakmatangan, dan ambisi mereka. Dua tahun setelah kehidupan gereja mulai dipraktikkan di kota kelahiran Watchman Nee pada tahun 1922, ia bahkan sementara waktu “dieksekusi” oleh beberapa rekannya karena ia memprotes penahbisan beberapa rekan kerjanya oleh seorang misionaris denominasi. Meskipun sebagian besar orang percaya yang bertemu dengan mereka berpihak pada Watchman Nee, Tuhan tidak membiarkan dia melakukan apa pun untuk membela dirinya. Itu adalah penderitaan yang dalam bagi manusia alaminya.

Setelah perebutan kekuasaan di Tiongkok, Watchman Nee ditangkap pada Maret 1952 karena injil. Ia dipidana secara salah dan dijatuhi hukuman penjara selama lima belas tahun pada tahun 1956. Ia meninggal dalam tahanan pada 30 Mei 1972.

Watchman Nee adalah seorang manusia yang penuh dengan kesedihan dan penderitaan. Sepanjang sejarahnya dalam mengikuti Anak Domba, ia menderita banyak. Namun, melalui penderitaannya, ia belajar banyak pelajaran mengenai percaya kepada Tuhan; penderitaannya juga memberi manfaat baginya dengan mengatasi dagingnya, dirinya sendiri, jiwanya, dan kehidupan alaminya. Karena ketaatannya terhadap penanggulangan ini, ia melakukan lebih dari sekadar menyampaikan ajaran dan doktrin belaka; pemberitaan / khotbahnya berisi realitas yang ia peroleh melalui penderitaannya. Pengalaman yang ia peroleh melalui penderitaannya menjadi bantuan yang tak terukur bagi semua orang di bawah ministrinya dan juga menjadi warisan yang kaya bagi Tubuh Kristus, warisan yang diperoleh dengan membayar harga, bahkan harga terakhir.

Penderitaan Watchman Nee juga memungkinkannya untuk menerima pengungkapan Tuhan yang lebih lanjut melalui Kitab Suci. Watchman Nee disucikan, ditanggulangi, dibuat hancur, dan dibentuk oleh Roh Kudus dengan hayat ilahi melalui penderitaannya. Melalui pengalaman semacam itu dengan Kristus dalam penderitaannya, ia, seperti Paulus, disiapkan dan ditempatkan untuk menerima Tuhan wahyu.

Sarana Ministri

Ministri kaya Watchman Nee adalah hasil dari pengungkapan dan penderitaan. Ia melaksanakan pelayanan ini dengan memberitakan injil, mengajar Alkitab, melakukan perjalanan, menghubungi orang, berhubungan dengan orang, mengadakan konferensi, melakukan pelatihan, dan memproduksi publikasi. Watchman Nee tidak hanya sering berbicara baik secara pribadi maupun publik, tetapi juga seorang penulis yang produktif. Publikasinya termasuk traktat injil, majalah, surat kabar, buletin, buku, buku lagu, dan grafik nubuat Alkitab. Tulisannya terdapat dalam satu set enam puluh dua volume, yang berjudul The Collected Works of Watchman Nee, yang mencakup dari publikasi pertamanya pada tahun 1922 hingga pidato terakhirnya yang direkam pada tahun 1950.

Hubungan dengan Rekan Kerjanya

Watchman Nee melayani Tuhan bersama orang lain, termasuk Witness Lee, rekan kerjanya yang dekat. Witness Lee dibesarkan sebagai Southern Baptist dan diselamatkan pada tahun 1925 pada usia sembilan belas tahun. Dalam pencariannya untuk mengenal Alkitab, Witness Lee menganggap artikel dan publikasi Watchman Nee sebagai yang paling akurat dalam menyajikan kebenaran yang terkandung dalam Alkitab. Ketika ia mulai berhubungan dengan Watchman Nee, ia terkejut mengetahui bahwa seseorang yang hanya dua tahun lebih tua darinya adalah seorang Kristen yang matang. Pada tahun 1932 Witness Lee mengundang Watchman Nee ke Chefoo, dan keduanya memiliki kontak pribadi pertama mereka. Selama waktu yang mereka habiskan bersama, penekanan Watchman Nee pada pengalaman hayat ilahi daripada hanya pengetahuan Alkitab menyebabkan persekutuan Witness Lee dengan Tuhan menjadi lebih dalam dan lebih intim. Pada tahun yang sama orang percaya mulai berkumpul di rumah Witness Lee, dan pada tahun berikutnya pertemuan ini berkembang pesat. Karena kebutuhan gereja, keduanya percaya bahwa Tuhan menghendaki Witness Lee untuk melayani-Nya sepenuhnya, dan ketika Watchman Nee mendesaknya untuk melayani Tuhan sepenuhnya, Witness Lee menganggap katanya sebagai konfirmasi dari pimpinan Tuhan dan mulai melayani bersama Watchman Nee, di bawah penggenapan dan persekutuannya. Watchman Nee menggenapi dan menguji Witness Lee, mempersiapkannya untuk bertanggung jawab lebih banyak. Menyadari bahwa karya Tuhan di Tiongkok, yang dimulai di Shanghai melalui Watchman Nee, harus menjadi satu, Witness Lee menyerahkan pekerjaannya di utara Tiongkok dan pindah ke Shanghai pada tahun 1934 untuk bekerja lebih dekat dengan Watchman Nee. Mereka bekerja, menderita, menyebarkan pekerjaan, menerima wahyu, dan membawa kebangunan bersama-sama. Saudara Lee mengedit publikasi Watchman Nee The Christian dari tahun 1934 hingga 1940, melayani di Shanghai Gospel Bookroom yang didirikan oleh Watchman Nee, dan menjadi orang terbaik Watchman Nee dalam pernikahannya.

Tidak yakin tentang nasib pergerakan Tuhan di Tiongkok setelah kejatuhan pemerintah nasionalis pada tahun 1949, Watchman Nee mengirim Witness Lee dan beberapa orang lain ke Taiwan pada tahun 1949 untuk melanjutkan pekerjaan di sana. Kontak terakhir antara Watchman Nee dan Witness Lee adalah di Hong Kong pada Maret 1950, dua puluh lima tahun setelah Witness Lee pertama kali mengenal Watchman Nee. Pada saat itu, keduanya telah memiliki persekutuan yang luas tentang kembalinya Watchman Nee ke daratan Tiongkok. Ia memberitahu Witness Lee, “Apa yang harus kita lakukan dengan begitu banyak gereja di daratan Tiongkok? Saya harus kembali untuk merawat mereka dan berdiri bersama mereka untuk kesaksian Tuhan.”

Martir

Watchman Nee dipimpin oleh Tuhan untuk tinggal di daratan Tiongkok dan mengorbankan hidupnya untuk pekerjaan Tuhan di sana. Dalam hal ini, ia seperti rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 20:24, yang mengatakan, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sendiri, asal dapat kutuntaskan dengan sukacita jalanku dan ministriku yang kuterima dari Tuhan Yesus, yaitu memberitakan Injil kasih karunia Allah.” Mengenai keputusan Watchman Nee, Saudara Hsu Jin-chin bersaksi sebagai berikut:

Sebelum Saudara Nee meninggalkan Hong Kong, Saudara Lee menasihatinya banyak kali untuk tidak kembali ke daratan. Tetapi Saudara Nee berkata, “Jika seorang ibu menemukan bahwa rumahnya terbakar, dan dia sendiri berada di luar rumah sedang mencuci pakaian, apa yang akan dia lakukan? Meskipun dia menyadari bahaya, tidakkah dia akan segera masuk ke dalam rumah? Meskipun saya tahu bahwa kepulangan saya penuh dengan bahaya, saya tahu bahwa banyak saudara dan saudari masih di dalam. Bagaimana mungkin saya tidak kembali?”

Watchman Nee ditangkap pada Maret 1952 karena imannya terhadap Kristus dan kepemimpinannya di antara gereja-gereja lokal. Dia diberikan dakwaan palsu, diadili, dan dijatuhi hukuman pada 1956 selama lima belas tahun penjara. Selama waktu ini, hanya istrinya yang diizinkan mengunjunginya. Meskipun tidak ada cara untuk kita mengetahui apa yang dialaminya bersama Tuhan selama penjara yang panjang, delapan surat terakhirnya memberikan gambaran tentang penderitaan, perasaan, dan harapannya selama penahanannya. Meskipun penyensor penjara tidak mengizinkannya menyebut nama Tuhan dalam surat-suratnya, dalam surat terakhirnya, yang ditulis pada hari kematiannya, ia menyiratkan kegembiraannya dalam Tuhan: “Bahwa dalam sakit, aku tetap bersukacita dalam hati.” Watchman Nee sedang mempraktikkan firman rasul Paulus, yang mengatakan dalam Filipi 4:4, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan.” Ia meninggal dalam tahanan pada tanggal 30 Mei 1972. Berbicara secara manusia, ia meninggal dalam kesengsaraan dan penghinaan. Tidak ada kerabat atau saudara atau saudari dalam Tuhan yang bersamanya. Tidak ada pemberitahuan yang tepat tentang kematiannya dan tidak ada upacara pemakamannya. Ia dikremasi pada 1 Juni 1972. Karena istrinya telah meninggal enam bulan sebelumnya, saudara perempuan tertuanya diberitahu tentang kematiannya dan pengabuan. Dia mengambil abunya, yang dimakamkan di samping abu istrinya di kampung halamannya di Kwanchao di kabupaten Haining, provinsi Chekiang. Pada Mei 1989 abu Watchman Nee dan istrinya dipindahkan dan dimakamkan di “Pemakaman Kristen” di Shiangshan di kota Soochow, provinsi Kiangsu.

Berikut adalah laporan dari cucu perempuan Watchman Nee, yang menemani saudara perempuan Nyonya Nee ke pertanian kerja untuk mengambil abunya:

Pada Juni 1972, kami mendapat pemberitahuan dari pekerja pertanian bahwa kakek saya telah meninggal. Saudari perempuan tertuaku dan saya bergegas ke pertanian kerja. Tetapi ketika kami sampai di sana, kami mengetahui bahwa dia sudah dikremasi. Kami hanya bisa melihat abunya… Sebelum kepergiannya, dia meninggalkan selembar kertas di bawah bantalnya, yang memiliki beberapa baris kata-kata besar yang ditulis dengan tangan gemetar. Dia ingin memberi kesaksian tentang kebenaran yang dia miliki bahkan sampai kematiannya, dengan pengalamannya sepanjang hidupnya. Kebenaran itu adalah—“Kristus adalah Anak Allah yang mati untuk penebusan orang berdosa dan bangkit setelah tiga hari. Ini adalah kebenaran terbesar di alam semesta. Saya mati karena kepercayaan saya kepada Kristus. Watchman Nee.” Ketika pekerja pertanian menunjukkan surat ini kepada kami, saya berdoa agar Tuhan membiarkan saya segera mengingatnya dengan hati…

Kakek saya telah meninggal. Ia setia sampai mati. Dengan mahkota yang terdapat noda darah, dia pergi untuk bersama Tuhan. Meskipun Allah tidak memenuhi keinginan terakhirnya, untuk keluar hidup-hidup untuk bergabung dengan istrinya, Tuhan menyiapkan sesuatu yang bahkan lebih baik—mereka bersatu kembali di hadapan Tuhan.

Selama penahanan Watchman Nee, dia dibatasi, tetapi ministrinya tidak terbatasi (2 Tim. 2:9). Di bawah kedaulatan Tuhan, ministrinya telah menyebar ke seluruh dunia sebagai suplai hayat yang kaya bagi semua orang Kristen yang mencari.

Beban utamanya adalah penyebaran dan pembangunan gereja sebagai rumah Allah, kemah Allah. Meskipun kemah jasmaniahnya sendiri (tubuh fisik) telah diambil, bangunan Allah yang diperoleh melalui ministrinya tetap ada dan masih bertumbuh dan menyebar ke seluruh dunia. Saat Watchman Nee ditangkap pada tahun 1952, sekitar empat ratus gereja lokal telah didirikan di China. Selain itu, lebih dari tiga puluh gereja lokal telah didirikan di Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Saat ini ada lebih dari dua ribu tiga ratus gereja lokal di seluruh dunia karena pelayanan yang kaya dan setia dari Watchman Nee.