Pikullah Kuk yang Kupasang

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:29)

Sikap Tuhan kita yang terus dipertahankan saat di bumi adalah kelembutan dan kerendahan hati. Bagi kita yang adalah orang Kristen, untuk menemukan perhentian yang Dia berbicara, kita perlu melakukan dua hal: pertama, untuk “pikullah kuk yang Kupasang”; dan kedua, untuk “belajarlah kepada-Ku.” Sebuah kuk adalah batang kayu ditempatkan pada bagian belakang sapi agar tidak bergerak bebas sehingga dapat bekerja dengan tekun. Di tanah Yudea, kuk selalu dipikul bersama oleh dua ekor kerbau bukannya ditempatkan pada satu kerbau. Kuk itu dipasangkan pada kerbau oleh tuannya; dan karenanya Tuhan yang adalah tuan kita mengatakan kepada kita untuk “pikullah kuk-Nya di atas kita.” Kuk ini diberikan kepada kita oleh Allah dan bukan oleh manusia maupun oleh iblis. Hal ini diberikan oleh Allah, dan dipilih oleh kita.

Apapun yang ditentukan oleh Allah, dan jika diambil oleh kita, akan membuat kita bahagia. Jika saya puas, saya akan memiliki kedamaian. Tidak ada alasan untuk menjadi tidak senang karena saya tidak lari dari kuk Allah yang ditentukan Allah untuk saya.

Renungan Alkitab Watchman Nee

PEMECAHAN ROTI

Pembacaan Alkitab: Mat. 26:26-28; 1 Kor. 10:16-22; 11:23-32

      Ada satu perjamuan malam yang patut dihadiri oleh setiap anak-anak Allah dalam gereja, yaitu per­jamuan malam yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus pada malam terakhir dalam hidup-Nya di bumi; karena esok harinya Ia disalibkan. Perjamuan itu merupakan perja­muan-Nya yang terakhir di malam terakhir dalam hi­dup-Nya di bumi ini. Setelah Tuhan makan anak domba Paskah bersama murid-murid-Nya, Tuhan segera menetapkan perjamu­an malam-Nya. Di sini Tuhan sengaja memperlihatkan betapa perlunya kita mengambil bagian dalam perjamu­an malam-Nya, seperti halnya orang Yahudi memakan anak domba Paskah mereka.

Continue reading PEMECAHAN ROTI

PENUMPANGAN TANGAN

 Pembacaan Alkitab: Ibr. 6:1, 2; Kis. 8:14-17; 19:5, 6; Mzm. 133:1-3; Im. 1:4; 3:2, 8, 13; 4:4, 15, 24, 29, 33

Alkitab dengan jelas memperlihatkan kepada kita bahwa orang yang percaya perlu dibaptis dan perlu menerima penumpangan tangan. Dalam Kisah Para Rasul ada dua tempat, yaitu Samaria dan Efesus, di sana terlebih dulu ada orang dibaptis, kemudian baru menerima penumpangan tangan. Itulah yang dilakukan para rasul pada masa itu, dan hal ini sangatlah jelas. Dalam Alkitab, hal penumpangan tangan bukan hanya satu ajaran, bahkan suatu teladan. Ibrani 6 memberi tahu kita bahwa kita wajib “meninggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.” Dalam kehidupan orang Kristen, ada beberapa kebenaran dasar yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Apakah dasar (asas) pertama dari ajaran Kristus itu? Antara lain: pertobatan, percaya, pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan, dan hukuman kekal. Jelaslah Alkitab menampakkan kepada kita bahwa pembaptisan dan penumpangan tangan adalah dasar-dasar kebenaran.

Continue reading PENUMPANGAN TANGAN

MASUK GEREJA

Pembacaan Alkitab: Ef. 2:19; 1 Kor. 12:13

                 Setelah seseorang percaya kepada Tuhan, dengan spontan ia akan menghadapi satu masalah, yaitu masalah masuk gereja. Ditinjau dari aspek korporat dalam Alkitab, Anda tidak dapat menjadi seorang Kristen individu. Pertama, firman Allah memberi tahu kita, begitu seseorang beroleh selamat, ia segera menjadi anggota keluarga Allah, menjadi anak-anak Allah. Inilah yang diwahyukan Alkitab. Begitu seseorang beroleh kelahiran kembali, ia terlahir di dalam keluarga Allah, menjadi anak-anak Allah bersama dengan banyak orang lainnya. Kedua, Alkitab juga memperlihatkan kepada kita bahwa semua orang yang beroleh selamat adalah tempat kediaman Allah, yaitu rumah Allah. Ketiga, semua orang Kristen disatukan menjadi Tubuh Kristus. Kita masing-masing saling menjadi anggota, dan bersatu menjadi Tubuh Kristus.

Continue reading MASUK GEREJA

Tuhan, Ku Rindu Hidup di Depan-Mu

Tuhan, Ku Rindu Hidup di Depan-Mu 

1. Tuhan, ku rindu hidup di depan-Mu,
Si-ang dan malam pun satu alamku;
Jangalah Kau biar-kan ri-ang hatiku,
Bila ku dambakan se-lain diri-Mu.
Tiap sa-at, tiap hari, d’ri-ta apa pun,
Waktu riang hi-bur-an du-ni-a pupus.
Hatiku pilu air ma-ta tercucur,
Ya, Tuhan, teduhkan keluh kesahku.

2. Tatkala terbayang hidup nan manis,
Marilah Tuhanku, ikut nikmati!
Janganlah biar-kan-ku hidup sendiri,
Pun jangan biar-kan-ku pilih sendiri!
‘Pabila termenung di dalam sunyi,
Ya, Yesus, ku minta Kau mendampingi;
Menjelang tiap fajar, semasih mimpi,
Gugahlah t’lingaku, serta b’ri bisik.

3. Di sa-at membaca firman kudus-Mu,
Ku perlu sorotan cah’ya mu-lia-Mu;
Agarlah ku nampak ke-a-di-an-Mu,
Pun kur-nia agung-Mu, se-mua milikku.
Depan takhta-Mu kini ku bertelut,
Kabulkan do-a-ku, beri ‘nugrah-Mu;
Ampuni segala kesalahanku,
Janganlah padaku tarik hadir-Mu.

4. Ti-ap terkenang ba-ha-gia surgawi,
Sg’ra pandang wajah-Mu, hatiku ingin,
Balik-Mu melulu, kini ku nanti,
Serta-Mu selalu, ri-ang-kan hati.
Ajarku hidup depan-Mu tiap hari,
Sepanjang umurku tak lain mencari,
Agar kenan-Mu padaku terbukti,
Di dalam angan dan gemarku ini.

Kidung ini ada di dalam buku Kidung yang diterjemahkan Yasperin. Kidung 290