Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:9; 2:1-2; Yoh. 5:14; Rm. 6:1-2
Setelah kita beroleh selamat, tidak seharusnya kita berbuat dosa lagi. Injil Yohanes 5 mencatat kisah Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang sakit selama 38 tahun di tepi kolam Betesda. Ketika Tuhan bertemu lagi dengan dia dalam bait Allah, Tuhan berkata kepadanya, ”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya jangan terjadi yang lebih buruk lagi padamu.” Injil Yohanes 8 mencatat kisah Tuhan Yesus mengampuni seorang perempuan yang berzina. Saat itu juga Tuhan berkata kepadanya, ”pergilah, dan mulai sekarang, ”jangan berbuat dosa lagi.” Jadi, setelah kita beroleh selamat, Tuhan segera memberi satu perintah kepada kita: ”Jangan berbuat dosa lagi!” Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita sekali-kali tidak boleh tetap hidup di dalam dosa.
Orang Kristen tidak seharusnya berbuat dosa, dan sama sekali tidak boleh tetap hidup di dalam dosa. Lalu, bisakah orang Kristen tidak berbuat dosa? Bisa! Orang Kristen bisa tidak berbuat dosa, karena di dalam orang Kristen ada hayat Allah. Hayat ini tidak bisa berbuat dosa, dan juga tidak bisa mentolelir dosa sedikit pun. Hayat ini kudus, sebagaimana Allah adalah kudus. Hayat ini dalam batin kita memberi kita perasaan yang luar biasa pekanya terhadap dosa. Bila kita hidup menuruti perasaan hayat ini, atau bila kita hidup dalam hayat ini, niscaya kita bisa tidak berbuat dosa. Tetapi, kita orang Kristen mungkin berbuat dosa, sebab kita masih berada di dalam daging. Bila kita tidak hidup menurut Roh Kudus, tidak hidup di dalam hayat, di mana dan kapan saja ada kemungkinan bagi kita untuk berbuat dosa.
Setelah seseorang beroleh selamat, jika ia malang berbuat dosa lagi, apakah ia akan binasa? Tidak! Tuhan pernah berjanji, ”Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh. 10:28). Dengan kata lain, begitu seseorang beroleh selamat, ia akan selamat sampai selama-lamanya. Ini merupakan satu perkara yang mutlak teguh dan dapat diandalkan.
Jika setelah beroleh selamat lalu berbuat dosa lagi, ada dua akibat yang mengerikan: Pertama, akan menderita susah pada zaman sekarang. Misalkan Anda melakukan suatu dosa, bila Anda bertobat dan mengaku dosa, walaupun Allah mau mengampuni Anda, darah Tuhan pun dapat menyucikan Anda, tetapi akibat dosa itu tidak mungkin Anda hindari. Kedua, akan menerima ganjaran di zaman yang akan datang. Bila orang Kristen berbuat dosa lagi dan tidak menanggulanginya pada zaman ini, pada zaman kelak tetap harus menanggulanginya (Mat. 16:27; 2 Kor. 5:10). Selain kedua akibat yang mengerikan itu, masih ada satu akibat lagi yang terjadi segera pada saat itu juga, yaitu persekutuannya dengan Allah terputus. Oleh sebab itu janganlah mengumbar tingkah-laku kita, dan jangan sekali-kali membiarkan dosa berkedudukan di atas diri kita.
Tetapi apa yang harus diperbuat, ”jika ada orang berbuat dosa”? Bagaimanakah agar ia dapat kembali ke hadirat Allah? Bagaimanakah agar ia dapat memulihkan persekutuannya dengan Allah? Satu Yohanes 1:9 memberitahu kita, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Kata ”kita” di sini ditujukan kepada ”orang yang percaya”, bukan orang dosa. Jika seorang beriman berbuat dosa, ia harus mengaku dosa, baru dapat menerima pengampunan dosa. Jika kita mengaku dosa kita, maka ”Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Satu Yohanes 2:1 mengatakan, ”Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa . . .” Kalimat berikutnya mengatakan, ”Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil.” Kita telah beroleh selamat, kita adalah salah satu di antara sekian banyak anak-anak Allah. Kepada Bapa, kita mempunyai satu pengantara, yaitu Yesus Kristus yang adil. ”Dialah pendamaian untuk segala dosa kita.” Karena Tuhan Yesus mati, dan karena Tuhan Yesus menjadi pendamaian kita, Ia patut menjadi Pengantara kita kepada Bapa. Kata-kata ini ditujukan kepada orang Kristen.
Semoga Allah membelaskasihani dan memelihara kita, agar kita berada dalam persekutuan dengan Allah tanpa berkeputusan dan dapat maju terus ke depan!
Pertanyaan:
- Apakah pesan Tuhan kepada orang yang sudah diampuni dosa-dosanya?
- Mungkinkah seorang yang sudah beroleh selamat tidak hidup dalam dosa lagi?
- Jika seorang Kristen berbuat dosa, apa yang harus ia lakukan?
- Bagaimana pemahaman Anda terhadap 1 Yohanes 1:9?
Referensi: Jika Seorang Berbuat Dosa, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil