Pentingnya Peremukan

Oleh Alkitab, manusia kita dibagi menjadi insan batiniah dan insan lahiriah. Tempat yang Allah diami adalah insan batiniah, sedang tempat di luar kediaman Allah adalah insan lahiriah. Dengan kata lain roh kita adalah insan batiniah, sedang bagian dari insan yang dapat kita rasakan adalah insan lahiriah. Allah telah menaruh Roh-Nya di dalam kita, Allah juga telah menaruh hayat-Nya dan kekuatan-Nya di dalam kita, yakni di dalam insan batiniah kita. Di luar insan batiniah ini ada pikiran kita, emosi kita, tekad kita dan yang paling luar adalah tubuh kita. Insan batiniah kita mengenakan insan lahiriah seperti kita mengenakan pakaian, insan batiniah di dalam dan insan lahiriah di luarnya. Dengan kata lain insan batiniah tersembunyi, tertutupi, terbungkus  insan lahiriah.

Cepat atau lambat setiap orang yang melayani Tuhan akan menemukan bahwa diri sendiri adalah penghalang, penghambat dari pekerjaan Tuhan. Setiap orang yang melayani Tuhan akan mendapati bahwa insan lahiriahnya tidak selaras dengan insan batiniahnya, insan lahiriahnya tidak mau mematuhi pengaturan roh, tidak mau bertindak seturut perintah agung Allah. Setiap orang yang melayani Tuhan seharusnya mampu mempergunakan rohnya, mampu dengan roh beserta Tuhan, mampu dengan roh mengenal firman Allah, dengan roh menjamah keadaan seseorang, dengan roh menyalurkan firman Allah, dan mampu dengan roh menerima dan menyalurkan wahyu. Namun karena pertentangan, pengacauan dari insan lahiriah, dia tidak dapat mempergunakan rohnya. Kesulitan terbesar setiap orang yang melayani Tuhan timbul dari insan lahiriah ini. Banyak orang yang melayani Tuhan tidak dapat melaksanakan pekerjaan asasi mereka, karena insan lahiriahnya belum mendapatkan penanggulangan. Tidak ada cara yang lain, hanya dengan penanggulangan ini baru kita dapat menjadi seorang yang berguna di hadapan Allah.

Tuhan Yesus berkata,  “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”(Yoh 12:24). Sebutir biji gandum memiliki hayat di dalamnya, namun selama kulit dari biji gandum ini tidak terbelah, gandum tidak akan tumbuh. Apa yang dimaksud “mati” di sini tidak lain adalah terbelahnya kulit biji gandum yang disebabkan suhu tertentu pada tanah, terbasahi oleh air, dan lainnya. Begitu kulitnya terbelah tumbuhlah gandum. Jadi permasalahannya bukan ada tidaknya hayat, tapi terbelah atau tidaknya kulitnya.

Dalam Alkitab ada disebut “minyak narwastu murni”,  alkitab khusus mencantumkan kata “murni”, minyak narwastu murni, benar-benar rohani. Tetapi bila buli-buli pualam tempat menyimpan minyak ini tidak dipecahkan maka minyak narwastu murni ini tidak mampu keluar.

Baik buli-buli pualam, maupun kulit biji gandum sebenarnya adalah insan lahiriah kita. Mungkin buli-buli ini indah, mungkin buli-buli ini mahal, namun kalau tidak dipecahkan minyak narwastu murni tidak bias keluar. Banyak orang menyayangi buli-bulinya daripada minyak narwastu murni yang mahal. Namun selama minyak narwastu ini ada dalam buli-buli ini tidak ada bau semerbak, selama biji gandum ini tidak jatuh ke dalam tanah dan mati tidak akan menghasilkan banyak buah. Bila insan lahiriah kita tidak diremukkan, selamanya  kita tidak akan mampu menjadi berkat bagi gereja, dan orang belum mengenal Tuhan pun tidak akan mendapatkan karunia Allah melalui kita.

Referensi: Remuknya Insan Keluarnya Roh, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil

Leave a Reply