PEMECAHAN ROTI

Pembacaan Alkitab: Mat. 26:26-28; 1 Kor. 10:16-22; 11:23-32

      Ada satu perjamuan malam yang patut dihadiri oleh setiap anak-anak Allah dalam gereja, yaitu per­jamuan malam yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus pada malam terakhir dalam hidup-Nya di bumi; karena esok harinya Ia disalibkan. Perjamuan itu merupakan perja­muan-Nya yang terakhir di malam terakhir dalam hi­dup-Nya di bumi ini. Setelah Tuhan makan anak domba Paskah bersama murid-murid-Nya, Tuhan segera menetapkan perjamu­an malam-Nya. Di sini Tuhan sengaja memperlihatkan betapa perlunya kita mengambil bagian dalam perjamu­an malam-Nya, seperti halnya orang Yahudi memakan anak domba Paskah mereka.

      Makna pertama dari per­jamuan malam ialah memperingati Tuhan. Tuhan tahu kita bisa melupakan-Nya (1 Kor. 11:24). Meskipun kasih karunia yang kita terima demikian besar, dan penebusan yang kita peroleh demikian ajaib, namun pengalaman membukti­kan bahwa kita bisa melupakan-Nya. Saudara saudari yang baru percaya, walau baru beroleh selamat, bila mereka sedikit tidak waspada, mereka pun bisa melu­pakan penyelamatan Tuhan. Itulah sebabnya dengan khusus Tuhan berkata kepada kita, “Perbuatlah ini men­jadi peringatan akan Aku.

      Perjamuan Tuhan masih mempunyai makna yang kedua. Tercatat dalam 1 Korintus 11:26, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu mem­beritakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” Anda makan roti Tuhan dan minum cawan Tuhan, itu berarti mem­beritakan kematian Tuhan. “Memberitakan” boleh diter­jemahkan menjadi “mengumumkan”. Jadi kita meng­umumkan kematian Tuhan agar semua orang mengetahuinya. Tuhan menyuruh kita makan perjamuan malam-Nya, tidak hanya bertujuan untuk memperingati-Nya, tetapi juga untuk mengumumkan kematian-Nya.

      Apakah roti itu? Roti terbuat dari biji gandum yang telah dihaluskan. Apakah pula isi cawan itu? Buah anggur yang telah diperas. Ketika Anda melihat roti ini, Anda tahu di sini ada gandum yang telah tergiling hingga halus; Anda melihat cawan, Anda pun tahu di sini ada buah anggur yang telah diperas. Hal ini mem­perlihatkan dengan jelas kepada kita bahwa di sini ada kematian. Bila biji-biji gandum tidak digiling, melainkan tetap utuh, mustahil menjadi roti; bila buah-buah ang­gur tidak diperas, mustahil menjadi arak atau sari ang­gur. Kalau biji gandum mempertahankan dirinya, roti tidak mungkin ada; kalau buah anggur mempertahan­kan dirinya, sari anggur pun tidak mungkin ada. Di sini Tuhan bersabda melalui Paulus, “Kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan.” Kita makan gandum yang telah tergiling halus, minum buah anggur yang telah diperas, itulah meng­umumkan kematian Tuhan.

      Makna perjamuan malam yang pertama ialah memperingati Tuhan; kedua ialah memberitakan ke­matian Tuhan, sampai Ia datang lagi. Perjamuan malam Tuhan membuat kita memperingati diri Tuhan sendiri. Semoga sejak semula saudara saudari sudah nampak diri Tuhan. Bila seseorang memperingati Tuhan, dengan sendirinya ia akan memperingati kematian Tuhan, de­ngan sendirinya matanya akan memandang kerajaan — pada suatu hari Tuhan akan datang, untuk membawa kita ke tempat Ia berada. Salib selalu mengarah kepada kedatangan kembali, salib selalu mengarah kepada kemuliaan. Ketika kita memperingati Tuhan, kita wajib menengadah dan berkata, “Ya Tuhan, aku ingin melihat wajah-Mu; saat aku nampak wajah Tuhan, semua ini akan berlalu.” Tuhan menghendaki kita memperingati Dia dan senantiasa mengumumkan kematian-Nya, sampai Dia datang lagi.

      Pemecahan roti dalam 1 Korintus 10 disebut de­ngan istilah lain, bukan perjamuan malam, melainkan perjamuan atau meja Tuhan. Apakah maknanya? Meja perjamuan Tuhan, pertama berarti persekutu­an. “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?” Bukankah kita bersama-sama minum cawan Tuhan? Ini­lah persekutuan. Anak-anak Allah bersama-sama meminum dari satu cawan, hal ini mengandung arti saling bersekutu. Makna kedua ialah kesatuan. “Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapatkan bagian dalam roti yang satu itu.” Di sini kita melihat bahwa anak-anak Allah bersatu. Sama halnya dengan satu roti, seluruh anak-anak Allah satu adanya. Roti yang satu ini mewakili kesatuan gereja Allah.

Pertanyaan:

  1. Jelaskan dengan singkat tentang sejarah penetapan perjamuan malam Tuhan.
  2. Apa makna dari sidang perjamuan malam Tuhan?
  3. Apakah makna di balik roti dan cawan?
  4. Mengapa setiap anak-anak Allah wajib menghadiri sidang pemecahan roti?

Referensi: Pemecahan Roti, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil

Leave a Reply