BERBAGAI JENIS SIDANG

SIDANG PEMBERITAAN INJIL

                Melalui keempat kitab Injil dan Kisah Para Rasul, kita nampak bahwa dalam sejarah gereja di masa awal, sidang pemberitaan Injil selalu merupakan sidang yang sangat penting. Tetapi sidang tersebut berangsur-angsur kehilangan kedudukannya setelah gereja merosot; mulai dari abad ketiga dan keempat, sidang pengkhotbahanlah yang muncul sebagai penggantinya. Jika gereja ingin kuat, kedudukan sidang pemberitaan Injil ini harus kita pulihkan kembali.

                Sidang pemberitaan Injil semacam ini adalah sidang pekerjaan bagi segenap gereja, maka hal ini menjadi kewajiban setiap saudara saudari. Semua harus banyak berdoa terlebih dulu, lalu ada saudara-saudara yang lebih dewasa, yang lebih berkarunia, berdiri sebagai pembawa berita Injil, sedang saudara saudari lainnya harus sehati mendoakan saudara pembicara itu, agar mereka dapat memberitakan Injil dengan perkasa.

                Pertama-tama, setiap saudara saudari harus nampak dengan jelas bahwa Injil bukan diberitakan kepada mereka, melainkan kepada orang-orang yang belum percaya. Sebab itu, jangan sekali-kali Anda mengikuti sidang ini dengan sikap menonton, acuh tak acuh dan tanpa bekerja sama. Anda jangan mempedulikan baik atau tidak kesaksian yang diucapkan mereka, tetapi Anda wajib bersikap ingin menyelamatkan orang, dan harus mau bekerja sama.

                Kedua, sebaiknya seluruh saudara saudari hadir dalam sidang. Jangan sekali-kali mengira Anda sendiri telah beroleh selamat, tak lagi perlu mengikuti sidang pemberitaan Injil. Memang Anda telah beroleh selamat, akan tetapi Anda mempunyai tugas dalam sidang tersebut. Tidak ada seorang pun yang boleh bersantai-santai dalam sidang pemberitaan Injil. Anda seharusnya mengikuti sidang penginjilan, sebab Anda harus membantu sidang itu.

                Ketiga, tiap kali diadakan sidang pemberitaan Injil, Anda wajib mengajak orang untuk mendengarkan Injil. Anda harus mengundang kawan atau kerabat Anda beberapa hari atau seminggu sebelumnya. Kadang kala Allah mengaruniai Anda, sehingga Anda dapat sekaligus membawa sepuluh sampai dua puluh orang. Tetapi Anda perlu minta pertolongan orang lain untuk melayani mereka; Anda sendiri paling banyak melayani tiga atau empat orang, sisanya harus Anda serahkan kepada saudara lain untuk dilayani. Jangan sekali-kali membawa banyak orang datang, namun tidak melayani mereka dengan baik.

                Ketika Anda mengikuti sidang pemberitaan Injil, janganlah Anda datang tepat pada waktunya, melainkan datanglah sebelum waktunya, untuk mengadakan persiapan. Anda harus menjelaskan kepada orang-orang yang Anda undang, di mana Anda menunggu mereka, atau di mana Anda menjemput mereka, atau Anda pergi ke rumah mereka lalu datang bersama-sama ke sidang. Sebab itu, harus lebih pagi sedikit, jangan sampai waktu sidang sudah tiba, orang-orang yang Anda undang masih belum datang.

                Keempat, setelah Anda membawa orang-orang itu datang, Anda harus melayani mereka dengan sebaik-baiknya: 1) duduk di sisinya, 2) membantu mencarikan ayat Alkitab, menjelaskan istilah, dan mencarikan kidung, 3) memperhatikan reaksinya sambil mendoakannya, 4) membantu mereka untuk menerima Tuhan, 5) membantunya mencatatkan data diri, 6) membantu mereka berdoa, 7) mengajak saudara saudari menjenguknya sampai ia beroleh selamat.

                Semoga Allah memimpin kita menempuh jalan pemulihan, yaitu mementingkan sidang pemberitaan Injil. Setiap saudara saudari berfungsi dengan dinamis, lincah, ketat, dan aktif dalam sidang tersebut. Bila terbit suasana yang demikian, keadaan gereja akan menjadi sangat baik dan sidang pemberitaan Injil menjadi sidang pekerjaan seluruh gereja.

                Bagi gereja lokal yang saudara saudarinya belum banyak, keadaan sidang lebih sederhana, tentu tidak perlu menuruti petunjuk di atas secara mendetail. Tetapi pada prinsipnya, setiap saudara saudari wajib mementingkan sidang pemberitaan Injil ini, setiap saudara saudari harus bertanggung jawab, dengan aktif dan dengan sehati menggalakkan usaha pemberitaan Injil, memimpin jiwa-jiwa beroleh selamat.

Pertanyaan:

  1. Mengapa gereja perlu mengadakan sidang pemberitaan Injil?
  2. Siapa saja yang harus hadir dalam sidang pemberitaan Injil?
  3. Hal-hal apa yang perlu kita perhatikan dalam sidang pemberitaan Injil?
  4. Bagaimana membantu teman Injil yang hadir dalam sidang pemberitaan Injil?

SIDANG PEMECAHAN ROTI

                Alkitab mengemukakan dua aspek tentang makna sidang pemecahan roti: Aspek pertama tertera dalam 1 Korintus 11, dan aspek lainnya tertera dalam 1 Korintus 10. Pasal 11 mengatakan bahwa roti ini adalah tubuh Tuhan, yaitu tubuh jasmani Tuhan sendiri. Tubuh ini telah dikorbankan bagi kita untuk pengampunan dosa, agar kita beroleh hayat. Pokok pemikiran di sini adalah memperingati Tuhan. Sedang dalam pasal 10 mengandung konsepsi lain, di situ dikatakan, “maka kita sekalipun banyak, adalah satu tubuh”. Kalau dalam pasal 11 roti ditujukan kepada tubuh jasmani Tuhan, maka dalam pasal 10 ditujukan kepada kita. Dengan kata lain, pasal 11 menitikberatkan peringatan akan Tuhan, sedang pasal 10 menitikberatkan persekutuan anak-anak Allah.

                Maka sidang pemecahan roti mengandung dua arti: Pertama terarah ke surga — memperingati Tuhan, kedua ialah persekutuan kita — anak-anak Allah, yang diwakili oleh roti di atas meja itu. Kita masing-masing mendapat bagian dalam roti ini, dan kita semua adalah orang-orang dalam roti ini. Anda menerima Tuhan ini, aku pun menerima Tuhan ini, karenanya di dalam Tuhan kita wajib mempunyai persekutuan. Maka di satu pihak pemecahan roti berarti datang ke hadapan Tuhan dan bersekutu dengan-Nya; di pihak lain berarti anak-anak Allah saling bersekutu.

                Karena keselamatan mempunyai dua tahap, maka sidang pemecahan roti pun sebaiknya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama dari keselamatan ialah Anda menyadari diri sendiri sebagai orang yang berdosa, yang sepatutnya terhukum dan binasa. Namun Tuhan membelaskasihani Anda, Dia datang ke dunia dan mati bagi Anda; Dia menolong Anda, mengalirkan darah-Nya untuk mengampuni dosa Anda. Karena Anda menerima darah-Nya, dosa Anda mendapat pengampunan. Inilah tahap pertama dari keselamatan. Tetapi keselamatan tidak berakhir di sini. Setelah Anda beroleh selamat, Anda mendapatkan Tuhan Yesus, Anda pun menjadi milik-Nya. Kemudian Tuhan Yesus membawa Anda ke hadapan Allah untuk memanggil Bapa-Nya sebagai Bapa Anda; Roh Kudus di dalam Anda mengajar Anda menyebut Allah, “Abba, ya Bapa” (Rm. 8:14-16). Itulah tahap kedua dari keselamatan. Kalau tahap pertama adalah tahap Tuhan, maka tahap kedua adalah tahap Bapa. Dalam tahap pertama kita beroleh pengampunan, dalam tahap kedua kita beroleh perkenan di hadapan Allah. Kita terlebih dulu menjumpai Tuhan, kemudian baru menjumpai Bapa. Karena itu, 1 Yohanes 2:23 mengatakan, “Sebab siapa yang menyangkal Anak, ia tidak memiliki Bapa. Siapa yang mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.”

                Ketika kita datang ke hadapan Tuhan, kita memuji Tuhan dan mengucapkan syukur saja; sebenarnya selain puji syukur tidaklah seharusnya berbuat hal yang lain. Dalam sidang ini, doa permohonan pun tidak sepadan. Kita tidak sepatutnya mohon Tuhan mengalirkan darah bagi kita, sebab hal itu adalah fakta yang telah Dia kerjakan, kita tidak perlu mohon untuk itu, kita cukup bersyukur dan memuji-Nya saja. Entah dengan cara berdoa atau dengan cara berkidung, yang penting kita harus bersyukur dan memuji. Bersyukur ditujukan kepada karya Tuhan, memuji ditujukan kepada diri Tuhan sendiri. Bersyukur karena karya-Nya, memuji karena apa ada-Nya. Sewaktu kita bersyukur di hadapan Tuhan hingga suatu tingkat, kita akan memuji-muji-Nya, dan ketika puji-pujian kita mencapai puncaknya, itulah saatnya untuk kita memecahkan roti.

                Tahap kedua dimulai dari setelah pemecahan roti selesai. Setelah memecahkan roti, bolehlah kita datang ke hadapan Bapa. Kita telah menerima Tuhan dan telah berjumpa dengan Tuhan, maka Tuhan membawa kita ke hadapan Bapa. Inilah tahap kedua dari pemecahan roti, yakni kita wajib datang ke hadapan Allah dan memuji-muji Allah.           Mazmur 22 juga memperlihatkan kepada kita adanya dua tahap: Pertama, dari ayat 1 sampai ayat 21, yang mengisahkan betapa Tuhan menerima penghinaan dan menderita sengsara, bahkan ditinggalkan oleh Allah Bapa. Ini menerangkan betapa Tuhan mati bagi kita di atas salib. Tahap kedua, dimulai dari ayat 22 hingga ayat-ayat terakhir, mengisahkan betapa Tuhan memimpin saudara-saudara-Nya memuji-muji Allah dalam perhimpunan. Dengan kata lain, tahap pertama untuk memperingati Tuhan, sedang tahap kedua, Tuhan memimpin kita datang ke hadapan Bapa untuk memuji-muji-Nya.

Pertanyaan:

  1. Apa makna yang terkandung dalam sidang pemecahan roti?
  2. Sidang pemecahan roti terbagi ke dalam 2 tahap. Jelaskan.
  3. Mengapa orang Kristen harus menghadiri sidang pemecahan roti?
  4. Sikap apa yang harus kita perhatikan ketika menghadiri sidang pemecahan roti?

SIDANG DOA

                Setiap sidang memiliki sifat dan kedudukannya yang khusus. Sidang doa dapat dikatakan sangat mudah, tetapi juga sangat sulit. Maka bagi saudara saudari wajib belajar mengambil bagian dalam sidang ini.

  1. Harus Sehati

                Sidang doa mempunyai satu tuntutan yang mendasar, yaitu harus sehati. Jika kita ingin mengikuti sidang doa, hendaklah kita berdoa dengan sehati. Firman berikut ini sangat penting, “Jika dua orang dari antara kamu di dunia ini sepakat (sehati) meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 18:19). Arti “sehati” di sini dalam bahasa Yunani ditujukan pada keharmonisan dalam musik. Tuhan menghendaki kita berdoa dengan harmonis, jangan satu orang satu nada. Jika dapat berdoa dengan harmonis, apa pun juga yang didoakan, pasti akan dikabulkan Allah. Yang kita belenggu di dunia, akan dibelenggu di surga; yang kita bebaskan di dunia, akan dibebaskan juga di surga. Hal ini memerlukan satu syarat yang utama, yaitu harmonis. Karena itu, kita di hadapan Allah wajib belajar harmonis, bukan menuruti keinginan masing-masing, atau memohon bersama dengan sembarangan.

  1. Harus Khusus

                Bagaimanakah baru doa kita bisa harmonis? Dalam sidang doa, kesulitan yang paling besar mungkin karena terlalu banyak judul. Jika dalam suatu sidang doa terlalu banyak judul, pastilah tidak dapat harmonis. Dalam Alkitab, kita hanya menemukan sidang doa yang khusus ditujukan kepada perkara tertentu. Misalnya ketika Petrus dimasukkan ke dalam penjara, gereja lalu berdoa baginya dengan tekun (Kis. 12:5). Mereka tidak berdoa untuk banyak perkara, melainkan hanya untuk satu perkara itu. Bila judulnya murni dan sederhana, maka doa kita mudah menjadi harmonis.

  1. Harus Sungguh-sungguh

                Satu keperluan lagi yang mendasar ialah kesungguhan. Doa yang sejati merupakan kedambaan yang terbit dari dalam batin; yakni yang teralir dari lubuk batin insan kita. Doa-doa yang sejati tidak dilakukan dengan seenaknya, yang hanya indah dalam kalimat-kalimatnya saja. Perkataan sejati yang keluar dari lubuk batin itu barulah doa yang sesungguhnya. Maka, dalam berdoa wajib memperhatikan diterima atau tidaknya oleh Allah, tidak seharusnya memperhatikan indah tidaknya dalam telinga saudara saudari.

  1. Harus Pendek

                Berdoa pun harus pendek. Doa-doa dalam Alkitab hampir semuanya pendek. Doa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6 pun sangat pendek. Walaupun doa Tuhan menjelang Dia meninggal dunia dalam Yohanes 17 cukup panjang, tetapi masih jauh lebih pendek daripada doa-doa anak-anak Allah pada hari ini. Doa dalam Kisah Para Rasul 4 adalah doa segenap gereja, itu pun sangat pendek. Doa dalam Efesus 4 adalah doa yang sangat penting, namun sangat pendek pula; bisa selesai diucapkan dalam waktu kurang dari 5 menit.

  1. Jangan Melampaui Doa Pribadi

                Ada satu prinsip lagi dalam sidang doa, yakni jangan sekali-kali melampui doa pribadi Anda. Inilah satu prinsip yang sangat baik. Bagaimana doa yang Anda lakukan secara pribadi, begitu pula doa Anda dalam sidang. Ditinjau dari segi keefektifannya, doa-doa dalam sidang doa pasti akan melebihi doa pribadi. Allah tentu lebih sering dan sudi mengabulkan doa-doa dalam sidang. Akan tetapi hari ini pengabulan doa pribadi malah lebih banyak daripada doa dalam sidang, hal ini disebabkan doa-doa dalam sidang banyak yang palsu, di dalamnya terdapat banyak kata-kata yang sia-sia. Padahal pengabulan doa dalam sidang seharusnya lebih banyak daripada doa pribadi; tidak saja lebih banyak, bahkan lebih besar beberapa kali lipat. Jika anak-anak Allah berhimpun bersama, berdoa kepada Allah dengan sederhana, khusus, tekun, sungguh-sungguh dan sehati, pasti akan lebih banyak dikabulkan.

Pertanyaan:

  1. Sebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sidang doa gereja.
  2. Mengapa dalam sidang doa tidak dianjurkan terlalu banyak topik doa?
  3. Mengapa doa-doa yang panjang tidak dianjurkan dalam sidang doa?
  4. Bagaimana membangitkan minat kaum saleh untuk menghadiri sidang doa gereja?

SIDANG PEMANFAATAN KARUNIA

                Karunia tiap gereja lokal tidak sama. Ada gereja lokal yang beroleh karunia bernubuat atau berkhotbah seperti nabi, Allah memberi mereka perkataan yang memiliki wahyu atau ajaran-ajaran dari karunia pengajar. Adakalanya ada karunia bahasa roh, juga ada karunia penerjemah bahasa roh. Di tempat lain mungkin kedua-duanya ada. Kita tidak dapat memastikan bagaimana perbuatan Allah di dalam gereja-Nya. Namun prinsip sidang selalu berlaku sebagai berikut: Allah berkenan akan anak-anak-Nya untuk memanfaatkan karunia-karunia yang mereka peroleh. Demikianlah sidang yang tercantum dalam 1 Korintus 14.

                Dalam sidang semacam ini kita tetap perlu menaati ajaran-ajaran Alkitab, yaitu saudari sewajarnya tidak membuka mulut (1 Kor. 14:34), sedang saudara harus terkendali (1 Kor. 14:2, 33). Jika ada pengkhotbahan yang seperti nabi, paling banyak dua atau tiga orang saja. Dalam sidang ini, bila tidak ada penerjemah bahasa roh, maka berbahasa roh tidak seharusnya dipraktekkan. Kalau hanya ada yang berbahasa roh, tanpa penerjemahnya, itu berarti tidak berfaedah dalam akal/pikiran, dan hal itu tidak dapat membina gereja. Karena itulah Paulus berkata, “Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat” (1 Kor. 14:28). Paulus tidak melarang orang berbahasa roh, namun ia melarang orang hanya berbahasa roh saja di dalam sidang. Yang terpenting dalam sidang semacam ini baik ada kidung, ajaran, wahyu atau bahasa roh dan penerjemahannya, semua haruslah dapat membina orang.

                Saudara yang memimpin dalam gereja tidak saja harus membina orang-orang yang banyak menaruh minat untuk belajar, juga harus mendapatkan karunia-karunia yang baru. Dalam sidang ini kita harus membuka mata, mengamati di atas diri siapakah terdapat pekerjaan Tuhan, dan bagaimana keadaan orang itu. Bila perlu mendorong, doronglah; bila perlu membatasi, batasilah. Dengan cara demikian maka saudara yang baru percaya akan beroleh bantuan, pun bisa membantu orang lain. Hal ini juga dapat mengarahkan sidang ke jalan yang lurus dan wajar.

SIDANG PENGKHOTBAHAN

Jenis sidang yang kelima ialah sidang pengkhotbahan. Walaupun nilai sidang ini tidak setingggi nilai sidang-sidang yang lain, namun sidang ini juga dipakai oleh Allah untuk menyuplaikan firman kepada kita. Kalau ada seorang rasul singgah di antara kita, atau ada rasul, pengajar atau nabi tinggal di antara kita, ketika ada ministri firman, kita dapat mengadakan sidang pengkhotbahan tersebut. Seperti halnya dengan sidang-sidang lain, di dalamnya pun terkandung aspek-aspek yang perlu kita pelajari.

Pada aspek rohani, dalam sidang ini yang pertama ialah harus membuka hati. Orang yang membawa prasangka, lebih baik tidak usah mendengarkan khotbah, sebab tidak ada gunanya. Bila hati Anda tertutup, Anda tidak akan menerima anugerah di hadapan Allah. Inilah yang wajib diperhatikan oleh setiap orang yang ingin mendengarkan khotbah. Baik tidaknya khotbah yang disampaikan oleh pengkhotbah, tanggung jawabnya separuh ditanggung oleh si pengkhotbah sendiri, dan separuh lagi ditanggung oleh pendengarnya. Seorang pengkhotbah tidak berdaya menyampaikan khotbahnya jika ia menjumpai sebuah hati yang tertutup, atau suatu sikap yang menolak.

Tidak saja hati harus terbuka, roh pun harus terbuka. Terbukanya roh dalam sidang ini sangat penting sekali. Seorang minister firman yang sejati, rohnya selalu terbuka pada saat ia menyampaikan khotbahnya. Jika ia menjumpai roh yang terbuka dalam sidang, rohnya akan terpancar lebih kuat. Kita wajib belajar menjadi orang yang lunak dan membuka roh, dan harus membiarkan Roh Kudus keluar! Jangan membawa sikap yang dingin dan dipenuhi dengan prasangka yang keras. Jadilah orang yang membantu sidang, bukan merintangi roh sidang. Roh Anda harus membantu keluarnya roh pengkhotbah, bukan menghalanginya. Bila saudara saudari mau mempelajari pelajaran ini, pasti sidang akan menjadi semakin kuat.

Pertanyaan:

  1. Sebutkan beberapa prinsip bersidang seperti yang tercatat dalam 1 Korintus 14.
  2. Mengapa karunia bertutur sabda (bernubuat) lebih unggul daripada berbahasa lidah?
  3. Mengapa kita perlu mendorong lebih banyak kaum saleh untuk bertutur sabda?
  4. Dalam sidang mendengarkan khotbah, apa saja yang harus kita perhatikan?

Referensi: Berbagai Jenis Sidang, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil

Leave a Reply