Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:20; Rm. 12:1; 1 Kor. 6:19-20; 2 Kor. 5:14-15
Dua Korintus 5:14-15 mengatakan, “Sebab kasih Kristus menguasai kami, …. Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” Kata “menguasai” dalam bahasa aslinya boleh diterjemahkan sebagai “ditekan dari semua sisi”. Hal ini dapat dirasakan kapan seseorang telah terjamah oleh kasih, sehingga membuatnya tak berdaya lagi. Tuhan telah mati bagi kita, maka sekarang wajiblah kita hidup bagi Dia. Inilah dasar persembahan diri kita. Oleh kasih Tuhan inilah baru manusia dapat melakukan persembahan diri. Tanpa merasakan kasih Tuhan, manusia tidak mungkin melakukan persembahan diri. Kapan seseorang nampak kasih Tuhan ini, niscaya persembahan diri merupakan akibat yang timbul dengan sendirinya.
Selain berdasarkan kasih Tuhan, persembahan diri juga berdasarkan hak Tuhan. Ini tercantum dalam 1 Korintus 6:19-20 “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” Tuhan telah membeli kita dengan harga pengorbanan nyawa-Nya. Jadi kita adalah orang-orang yang telah dibeli oleh Tuhan. Karena kita telah ditebus oleh Tuhan, maka hak milik atas diri kita telah beralih kepada Tuhan. Kita bukan lagi milik kita sendiri, melainkan milik Tuhan. Sebab itu, kita wajib memuliakan Allah dengan tubuh kita. Dengan harga pencucuran darah-Nya di atas salib, Tuhan telah menebus kita. Maka berdasarkan hak Tuhan itulah kita sudah seharusnya menjadi milik-Nya.
Persembahan diri adalah satu perkara yang sangat khusus. Bani Israel terdiri dari 12 suku, namun bukan setiap suku bisa menerima “pentahbisan”; Allah hanya memilih suku Lewi (Bil. 3:11-13). Hanya orang dalam keluarga Harun yang sebagai imam, baru bisa berkonsikrasi. Syukur kepada Allah, hari ini kita adalah anggota keluarga ini. Semua orang yang beroleh karunia keselamatan adalah imam (Why. 1:5-6). Allah telah memilih kita untuk dijadikan imam. Ketahuilah, bukan kita yang menghormati Allah, lalu melayani Dia; melainkan Allah yang bermurah hati kepada kita, sehingga kita diberi bagian dalam pekerjaan Allah.
Tujuan persembahan diri bukanlah berkhotbah bagi Allah atau bekerja bagi Allah, melainkan melayani Allah. Jadi, tujuan persembahan diri adalah pelayanan. Istilah persembahan diri menurut bahasa aslinya mengandung makna melayani. Ingatlah, tujuan persembahan diri ialah melayani Allah. Melayani berarti berbuat menurut kehendak-Nya; melayani belum tentu selalu sibuk bekerja. Kalau Dia menyuruh berdiri, maka berdirilah. Kalau Dia menyuruh Anda berdiri saja di samping, maka berdirilah di samping. Kalau Dia menyuruh Anda berlari, maka berlarilah, itulah melayani.
Allah menghendaki agar semua orang Kristen mempersembahkan tubuhnya untuk melayani Dia. Belum tentu naik ke atas mimbar, belum tentu menuju ke daerah rawan atau perbatasan untuk menginjil di sana, melainkan melayani Allah. Ada yang ditugaskan Allah ke atas mimbar, tak boleh tidak. Ada yang ditugaskan Allah ke daerah yang rawan atau perbatasan, maka ia wajib ke sana. Seluruh waktu bagi Allah, tetapi untuk pekerjaan apa, tidaklah tertentu. Semuanya melayani, namun untuk pekerjaan apa, tidaklah tertentu. Anda wajib belajar melayani Allah, Anda mempersembahkan tubuh Anda justru untuk menjadi orang yang melayani Allah.
Kecuali kita tidak mau menjadi orang Kristen. Kalau menjadi orang Kristen, hendaklah seumur hidup kita melayani Allah. Begitu seseorang melaksanakan persembahan diri, saat itu pula ia perlu nampak bahwa sejak detik itu dan seterusnya, tuntutan Tuhan yang pertama ialah melayani Allah sebagai jalan yang harus ditempuh sepanjang hidupnya. Semoga Allah merahmati kita, sehingga melihat bahwa melayani Allah adalah kewajiban kita. Semua orang yang percaya Tuhan hendaklah nampak bahwa sejak kini mereka harus melayani Allah. Beroleh selamat memang menggembirakan; namun bisa memperoleh bagian di dalam hal melayani Allah, perkara ini betapa besar! Anda perlu nampak kebesaran-Nya, Anda perlu nampak kemuliaan-Nya, barulah Anda paham betapa besar dan mulianya perkara pelayanan ini. Kita diberi karunia sehingga boleh melayani Dia, sungguh besar perkara ini!
Pertanyaan:
- Sebuatkan 2 hal yang menjadi dasar konsikrasi.
- Apakah tujuan dari konsikrasi?
- Apa yang Anda ketahui tentang Roma 12:1?
- Mengapa melayani Tuhan disebut sebagai suatu perkara yang mulia?
Referensi: Konsekrasi, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil.