MULUT MENGAKU

Pembacaan Alkitab: Rm. 10:10; Ams. 29:25; Mat. 10:32-33

       Setelah seseorang percaya kepada Tuhan, ia tidak se­harusnya menyembunyikan diri. Begitu seseorang percaya kepada Tuhan, ia harus mengakui Tuhan di hadapan manusia. Roma 10:10 mengatakan, ”Karena dengan hati orang per­caya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Dengan hati percaya, orang dibenarkan; ini adalah perkara di hadapan Tuhan. Tetapi, de­ngan mulut mengaku, diselamatkan; ini adalah perkara ber­oleh selamat di hadapan manusia. Sebab itu Alkitab menekankan, dengan hati percaya masih belum cukup, harus ditambah dengan mulut mengaku; harus mengutarakan dengan mulut.

       Gereja mempunyai satu ciri khas, yaitu berani mengakui telah percaya Tuhan. Dalam per­gaulan sehari-hari, baik terhadap teman sekolah, teman sekerja, famili, atau pun sahabat, Anda harus mencari ke­sempatan berkata kepada mereka, ”Aku sudah percaya Tuhan Yesus.” Lebih cepat mengakui lebih baik. Begitu Anda mengakui, mereka segera mengetahui dengan je­las kalau Anda sudah percaya Yesus. Demikianlah Anda diselamatkan, Anda ditolong keluar dari orang-orang yang tidak percaya.

       Ada sebagian orang yang baru beroleh selamat, mereka dipengaruhi oleh ajaran tradisional yang salah, yang mengira, ”Jika seseorang mempunyai perbuatan yang baik, inilah yang penting; mengakui dengan mulut atau tidak, itu tak begitu penting. Berubah di atas bibir saja, tidak ada gunanya; yang penting perbuatannya yang berubah.” Ini adalah pemikiran yang salah, yang ha­rus kita koreksi. Perubahan tingkah laku, sekali-kali tidak bisa menggantikan pengakuan dengan mulut. Perbuatan sudah berubah, tetap masih perlu mengaku dengan mulut.

       Ada orang tidak berani mengaku, alasannya: ia ta­kut kepada orang. Begitu melihat raut muka orang lain, dia tidak berani mengaku. Begitu melihat wajah ayah dan ibunya, ia merasa sukar untuk me­ngaku; melihat wajah teman-temannya, juga merasa sukar untuk mengaku. Banyak orang yang terbentur pa­da kesulitan ini, takut kepada orang, tidak berani buka mulut. Bagi orang yang demikian, dengarkanlah firman Tuhan, ”Takut kepada orang mendatangkan jerat” (Amsal 29:25). Siapa yang melihat orang lalu takut, akan ”men­jerat diri sendiri”. Anda takut, berarti Anda terjerumus ke dalam perangkap. Mungkin, orang yang Anda takuti itu sebenarnya justru senang mendengar pengakuan Anda; kalaupun ia tidak senang mende­ngar­kan, ia belum tentu seperti yang Anda bayangkan be­gitu menakutkan.

       Ada orang tidak mau mengaku disebabkan karena malu. Ia merasakan menjadi orang Kristen itu memalu­kan. Ketika Tuhan Yesus disalib di kayu salib, Dia telah menanggung dosa dan rasa malu kita. Ketika Tu­han menanggung dosa kita, sesungguhnya Dia telah menerima ”rasa malu” yang sangat besar. Rasa malu yang kita terima hari ini, jauh tak memadai dengan rasa malu yang Tuhan terima di salib. Maka sekali pun ada rasa malu, kita tidak perlu merasa heran. Kita harus tahu bahwa kita adalah milik Tuhan. Hari ini, Tuhan telah memberi anugerah kepada Anda, Tuhan telah menyelamatkan Anda; Tuhan menunjang Anda, Tuhan akan membawa Anda naik ke surga, tetapi jika An­da merasa malu mengakui-Nya, itu berarti segala ka­runia-Nya boleh Anda permalukan dan boleh tidak Anda akui! Di atas diri Anda, Tuhan telah berbuat ba­nyak, bolehkah Anda merasa malu mengakui Tuhan? Tidak mungkin demikian!

       Tuhan berkata, ”Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 10:32). Puji Tuhan, hari ini kita me­ngakui Tuhan, kelak Tuhan akan mengakui kita. Tu­han berkata pula, ”Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk. 12:9). Oh, betapa besar perban­ding­an ini! Anda hanya di hadapan manusia mengakui bahwa Tuhan yang Anda percayai ini adalah Yang melampaui segala-galanya, terunggul dari semua orang, Dia adalah Anak Allah yang sejati. Tetapi Tuhan akan mengakui An­da di hadapan Bapa serta malaikat-malaikat di sur­ga. Jika Anda merasa keberatan untuk mengakui Tuhan di hadapan manusia, suatu hari kelak, ketika Tuhan da­tang di dalam kemuliaan Bapa, Dia juga akan keberatan untuk mengakui orang semacam Anda. Oh! Betapa seriusnya hal ini! Hari ini, jangan karena takut kepada manusia (Yes. 51:12), sehingga kita tidak berani mengakui Tuhan di hadapan manusia. Semoga saudara saudari yang baru percaya, sejak awal sudah berani mengakui Tuhan di depan orang ba­nyak. Sekali-kali jangan menjadi orang Kristen secara sembunyi-sembunyi.

Pertanyaan :

  1. Apa pentingnya mulut mengaku di dalam keselamatan kita?
  2. Menjadi orang Kristen adalah perkara yang terbuka. Apa maksudnya?
  3. Mengapa perubahan tingkah laku tidak bisa menggantikan pengakuan dari mulut kita?
  4. Mengapa kita tidak boleh malu mengakui Tuhan di depan orang?

Referensi: Mulut Mengaku, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil