Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (Lukas 15:23, 24)
Biarkan saya memberi Anda pemikiran baru hari ini, yang merupakan sukacita Allah. Pada malam saya diselamatkan, semakin saya memikirkannya saya menjadi semakin bersukacita dan saya makin bernyanyi. Saya tidak keberatan meski tidak ada sajak maupun lagu. Dan sukacitanya adalah sukacita telah diselamatkan. Namun demikian, ayat Alkitab ini memberitahu kita bahwa ayahlah yang bersukacita. Oleh karena itu ini adalah sukacita Allah dalam menyelamatkan jiwa yang sedang diungkapkan di sini. Kita biasanya berpikir ketika orang berdosa diselamatkan, betapa senangnya dia, dan betapa senangnya kita. Kita gagal menyadari betapa Allah Bapa juga bersukacita ketika ia menyelamatkan orang berdosa. Jika kita melihat ini, kita dapat mulai memahami hati Bapa.