Kesaksian Weigh Kwang Hsi

Seorang teman kuliah

Selama beberapa tahun, saudara Watchman Nee dan saya merupakan teman sekelas di sekolah Trinitas, sebuah sekolah yang didirikan oleh Gereja Anglikan di kota Foochow. Kami berteman baik dan sering belajar dan bermain bersama. Semasa di SMP dan SMA, kami hanyalah orang Kristen ikut-ikutan. Otak kami sarat akan pengetahuan agama, dan pada lahirnya kami pun memelihara atau melaksanakan syariat Kristen seperti baptisan, perjamuan kudus, menghadiri kebaktian, membaca Alkitab, berdoa dan lainnya. Tetapi sebenar­nya hati kami belum menerima Yesus Kristus, yang tersalib karena dosa-dosa kami dan yang bangkit pada hari ketiga itu, sebagai Juruselamat pribadi kami. Ka­mi berdua mengasihi dunia dan mengejar kemuliaan dunia yang sia-sia.
Pengetahuan sastra China saudara Watchman Nee sangat dalam. Dia sering menulis artikel untuk koran­-koran, sehingga dia sering menerima honor. Tetapi uang yang dia peroleh dari hal itu dihabiskannya un­tuk membeli undian/lotere. Dia juga suka nonton film. Saya lebih suka olahraga agar mendapat ketenaran dan pujian manusia.
Dalam tahun pertama kami di SMA, saya merasa­kan hidupnya tiba-tiba berubah. Dia menjadi orang Kristen yang giat dan membara, dan telah melepaskan kehidupan dunianya yang lalu. Dia sering bersaksi ke­pada teman-teman sekelasnya, menganjuri mereka per­caya kepada Tuhan Yesus. Banyak teman sekolah per­caya kepada Tuhan dan setiap hari dengan prakarsa sendiri berdoa di kapel sekolah. Dia sering membaca Alkitab di dalam kelas; namun hal itu tidak mempe­ngaruhi peringkatnya. Dia hampir selalu tampil de­ngan nilai ujian paling tinggi dalam setiap mata pela­jaran. Banyak murid yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya setelah mereka percaya Tuhan. Penga­was asrama sekolah mengakui, bahwa beberapa murid yang tadinya nakal dan sering melanggar peraturan se­kolah, telah menerima Tuhan dan mengalami perubah­an besar dalam hidup mereka. Akibatnya, dia merasa kasus pelanggaran peraturan sekolah jauh berkurang.

Beroleh Selamat Melalui Saudara Watchman Nee

Saudara Watchman Nee pernah mengundang saya menghadiri beberapa sidang penginjilan, tetapi saya menolak. Hati saya tertuju kepada sasaran ingin men­jadi orang terkenal dalam dunia olahraga. Namun su­atu hari, dia datang ke kamar saya dan secara pribadi memberitakan Injil kepada saya, menganjuri saya me­nerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Walaupun saya berusaha berdebat dengannya mengenai persoalan agama, dia tidak mau berdebat, sebaliknya dia menga­jukan beberapa pertanyaan: “Apakah kamu berdosa? Tahukah kamu bahwa dosa-dosamu sudah diampuni? Tahukah kamu bahwa kamu sudah beroleh selamat?” Pada saat itu, saya tidak mengerti mengapa, tetapi da­lam hati saya merasa dukacita. Kemudian saya tahu, bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang menya­darkan saya. Dia memberitakan Injil kepada saya, menjelaskan bahwa Allah mengasihi saya, menyerah­kan Anak tunggalNya bagi saya, asal saya mau benar-­benar percaya kepadaNya, saya tidak akan binasa, me­lainkan beroleh hidup yang kekal. Ketika dia bertanya, apakah saya mau percaya kepada Kristus, saya berka­ta, “Saya mau.” Kemudian kami berlutut bersama dan berdoa. Dia lebih dulu berdoa bagi saya, kemudian saya berdoa, mohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya, dan juga bersyukur kepadaNya karena Dia telah me­ngasihi dan menyelamatkan saya. Ketika saya bangun dari berdoa, hati saya penuh dengan sukacita dan da­mai sejahtera. Saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Nama saya adalah salah satu dari sekian nama yang tercantum dalam buku doanya. Tuhan telah menjawab doanya, puji Tuhan!

Beroleh Selamat Melalui Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1924, saya pindah ke Universitas Nanking, dan di sana saya terpengaruh oleh modernisme. Iman saya goyah. Pada saat itu saudara Watchman Nee sedang tinggal di rumah seorang saudara di Nan-king, demi memulihkan kesehatannya. Saya pergi me­nengoknya untuk bersekutu, dan dia membantu saya terlepas dari pengaruh modernisme. Setelah kesehat­annya membaik, saya mengaturkan rencana baginya untuk memberitakan Injil di Universitas Nanking. Ha­silnya, dua orang teman sekelas saya beroleh selamat dengan jelas.

Dipulihkan oleh Saudara Watchman Nee

Saudara Watchman Nee pernah mengundang saya menghadiri beberapa sidang penginjilan, tetapi saya menolak. Hati saya tertuju kepada sasaran ingin men­jadi orang terkenal dalam dunia olahraga. Namun su­atu hari, dia datang ke kamar saya dan secara pribadi memberitakan Injil kepada saya, menganjuri saya me­nerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Walaupun saya berusaha berdebat dengannya mengenai persoalan agama, dia tidak mau berdebat, sebaliknya dia menga­jukan beberapa pertanyaan: “Apakah kamu berdosa? Tahukah kamu bahwa dosa-dosamu sudah diampuni? Tahukah kamu bahwa kamu sudah beroleh selamat?” Pada saat itu, saya tidak mengerti mengapa, tetapi da­lam hati saya merasa dukacita. Kemudian saya tahu, bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang menya­darkan saya. Dia memberitakan Injil kepada saya, menjelaskan bahwa Allah mengasihi saya, menyerah­kan Anak tunggalNya bagi saya, asal saya mau benar-­benar percaya kepadaNya, saya tidak akan binasa, me­lainkan beroleh hidup yang kekal. Ketika dia bertanya, apakah saya mau percaya kepada Kristus, saya berka­ta, “Saya mau.” Kemudian kami berlutut bersama dan berdoa. Dia lebih dulu berdoa bagi saya, kemudian saya berdoa, mohon Tuhan mengampuni dosa-dosa saya, dan juga bersyukur kepadaNya karena Dia telah me­ngasihi dan menyelamatkan saya. Ketika saya bangun dari berdoa, hati saya penuh dengan sukacita dan da­mai sejahtera. Saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Nama saya adalah salah satu dari sekian nama yang tercantum dalam buku doanya. Tuhan telah menjawab doanya, puji Tuhan!

Dibina oleh Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1928, menjelang lulus dari universitas, saya mempertimbangkan untuk melayani Tuhan sepe­nuh waktu. Saya tidak ingin menjadi penginjil bayar­an, tetapi saya tidak tahu bagaimana hidup demi iman, maka saya bersekutu dengan saudara Watchman Nee. Pada saat itu dia sedang sendirian dan benar-benar memerlukan sekerja yang yang bisa bersehati dengan­nya. Ketika saya mengemukakan hal ini, dia tidak ka­rena terpengaruh oleh kebutuhannya akan sekerja atau hubungan pribadinya dengan saya, lain mendo­rong saya secara ceroboh untuk melayani Tuhan. Dia hanya memberitahu saya, “Bukan menunggu air su­ngai Yordan terbelah, melainkan melangkah ke dalam air demi iman, barulah air tersibak.” Dia tahu bahwa saya kekurangan iman ini; karena saya menunggu lingkungan di luar berubah dulu baru keluar melayani Tuhan. (Lima puluh tahun yang lalu di China hampir tidak ada orang yang melayani Tuhan demi iman seperti saudara Watchman Nee). Saya merasa bahwa saya belum cukup matang, sebab itu, saya mengesam­pingkan pikiran melayani Tuhan sepenuh waktu, dan pergi mengajar di perguruan tinggi selama delapan tahun.
Pada musim semi tahun 1934, saudara Watchman Nee mengadakan sidang istimewa para pemenang yang ketiga di Shanghai. Paginya dia berbicara tentang sen­tralitas dan universalitas Kristus. Sorenya dia berbica­ra tentang para pemenang Allah. Melalui berita-berita yang disampaikannya dalam sidang istimewa itu, Tu­han memberi wahyu kepada saya yang mendatangkan perpalingan yang besar dalam hidup rohani saya. Aki­batnya, saya berdiri dalam sidang istimewa itu dan un­tuk pertama kalinya saya mempersembahkan seluruh hidup saya kepada Tuhan. Pada saat itu saya masih mengajar di sekolah.
Pada tahun 1935, di Chefoo, saudara Nee menga­lami sekali lagi pencurahan Roh Kudus. Kemudian, dia mengadakan sidang istimewa di Chuanchow, Fukien, dan meminta saya hadir. Banyak orang yang terbantu mengalami pencurahan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki kekuatan dan keberanian untuk bersaksi bagi Tuhan. Dia juga memberitakan rahasia hidup yang menang, yaitu membiarkan Kristus hidup mengganti­kan kita, sebagaimana kesaksian Paulus dalam Galatia 2:20. Sidang istimewa ini mendatangkan kebangunan besar.

Dikuatkan dan Diberi Tugas oleh Saudara Watchman Nee

Dilatih oleh Saudara Watchman Nee

Pada tahun 1948, saya kembali mempunyai ke­sempatan untuk menghadiri sidang istimewa di gereja di Shanghai. Saudara Nee menyampaikan firman tentang “menyerahkan diri” kita dengan segala milik kita kepada Tuhan. Perkataannya kuat, penuh dengan kua­sa Roh Kudus, dan sidang-sidang pun penuh dengan penyertaan Tuhan. Banyak saudara saudari yang ter­bangun dan rela menyerahkan diri mereka beserta semua milik mereka kepada Tuhan, dan mereka dalam gereja berkoordinasi melayani Tuhan. Pada malam ter­akhir dari sidang istimewa itu, karena saya hendak le­bih dulu balik ke Foochow, di hadapan semua saudara saudari yang hadir, saudara Nee menyampaikan kata­kata perpisahan sebagai berikut:
Sebenarnya, hanya ada satu Kristus, tetapi seka­rang, karena perbedaan pandangan dan penekanan di antara para pekerja, Kristus seolah-olah telah terpecah menjadi banyak. Jika seorang pekerja tidak dapat meng­ekspresikan Kristus yang adalah Allah kepada orang lain, maka pekerjaannya sudah gagal. Hari ini, banyak orang yang benar-benar memiliki kontak yang mesra de­ngan Tuhan, tetapi di pihak lain banyak juga yang hanya mendesak-desak Dia (Mrk. 5:24). Mungkin beberapa orang sudah menjamah punggungNya, memegang ta­nganNya, atau bahkan merobekkan jubahNya; tetapi dalam aspek hayat, mereka sedikit pun tidak memiliki hubungan yang organik denganNya. Di antara orang-­orang yang mendesak-desak Tuhan Yesus, yang sakit bukan hanya perempuan yang menderita sakit penda­rahan itu, tetapi justru dialah satu-satunya orang yang disembuhkan dalam hayat (Mat.9:20-22).
Hari ini ada orang yang benar-benar telah menge­nal Kristus yang di Betsaida (Mrk. 8:22-26), atau Kristus yang di Gadara (Mrk. 5:1-20) atau Kristus yang di Ema­us (Luk. 24:13-35). Dalam pengalaman mereka benar-­benar nampak mujizat dan tanda ajaib, bahkan ada yang bisa melakukan mujizat itu; tetapi jika tidak ada wahyu batini yang sejati, semua itu tidak ada gunanya. Hari ini, ada orang mungkin bisa berkata kepada orang dengan kuasa penggerak Kristus yang di Emaus, mere­ka bisa menjelaskan Alkitab dan bisa membuat orang menjadi membara di dalam hati; tetapi semua itu tetap tidak terhitung apa-apa. Pekerjaan yang sejati adalah memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain. Saya menyampaikan perkataan ini bukan hanya kepada saudara Weigh, tetapi juga kepada semua sekerja dan kepada semua saudara saudari. Jika Anda dan saya ti­dak dapat memberikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain, pekerjaan kita sudah gagal.
Di sini kita nampak, ada dua kedudukan mendasar yang berbeda bagi seorang pekerja Tuhan: yang satu menekankan pekerjaan, menjelaskan Alkitab, melakukan mujizat, tanda-tanda ajaib, pengabulan doa dan sebagai­nya; yang lain menyajikan Kristus yang terwahyu kepada orang lain.
Pada tahun yang sama, 1948, dari awal Juni sam­pai akhir September, saudara Nee mengadakan sidang latihan di bukit Kuling, Fukien, untuk melatih para se­kerja dari seluruh China. Saya hadir dalam sidang la­tihan itu. Setiap hari kami mendengarkan pemberitaan saudara Nee dan menerima suplaiannya kurang lebih tujuh jam. Saya sangat terbantu dalam pengenalan ro­hani dan dalam prinsip-prinsip bekerja bagi Tuhan.

Pada bulan Oktober 1936, saudara Watchman Nee memimpin sidang istimewa untuk para sekerja di Ku­langsu, Fukien. Dia menelegram saya dan mengundang saya hadir. Saat itu saya sudah jelas mengenai pang­gilan Tuhan dan bersiap untuk berhenti mengajar dan menempuh hidup demi iman serta melayani Tuhan. Ketika saya sedang mencari pimpinan Tuhan, saya menerima telegram saudara Nee. Saya tahu bahwa ini adalah pengaturan Tuhan, karena itu, saya segera menghadiri sidang istimewa itu. Saya bersyukur kepa­da Tuhan karena pada sidang istimewa itu saya diberi kesempatan yang jarang ada, yaitu mendengar kesak­sian pribadi saudara Watchman Nee, yang kemudian dapat saya terbitkan sebagai tiga artikel. Pada akhir sidang istimewa itu, saudara Nee dan beberapa sekerja menugasi saya memulai pekerjaan di Canton dan ke­mudian di Hongkong. Pada tahun 1937, saudara Watchman Nee memulai pekerjaan Tuhan di barat da­ya China di kota Kunming, propinsi Yunnan, dan men­dirikan gereja di sana. Ketika dia akan meninggalkan tempat itu, dia mengundang saya datang dan bekerja di tempat itu.. Saya menerima beban itu dan pindah bersama keluarga saya. Saya bekerja di sana selama tiga tahun, sampai saya kembali ke Hongkong tahun 1940.
Setelah Perang Dunia II, setiap kali saudara Watchman Nee mengunjungi Canton atau Hongkong, saya pasti mencari kesempatan untuk bersekutu de­ngannya. Biasanya saya menyiapkan sejumlah perta­nyaan untuk ditanyakan kepadanya, tetapi setelah ber­sekutu dengannya, tidak perlu lagi saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu, semuanya sudah terjawab. Setiap kali bersekutu, saya selalu menerima suplai ha­yat yang berlimpah.

Kontak Terakhir Saya dengan Saudara Watchman Nee

Pada awal tahun 1950, saudara Watchman Nee datang ke Hongkong. Tidak lama kemudian saudara Witness Lee juga datang. Pada waktu yang lampau ja­rang sekali kedua saudara itu bisa mengunjungi dan memimpin sidang di suatu gereja pada waktu yang sa­ma. Ministri mereka mendatangkan suatu kebangunan besar di gereja di Hongkong. Tadinya hanya sekitar ti­ga ratus orang yang hadir dalam sidang; tetapi karena kebangunan itu, jumlahnya meningkat menjadi dua sampai tiga ribu orang. Itu adalah berkat khusus bagi gereja di Hongkong.