PENYELESAIAN PERKARA-PERKARA LAMPAU

Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:9; 1 Kor. 6:11

Setelah seseorang percaya kepada Tuhan, pasti masih ada ba­nyak perkara yang lampau yang belum diselesaikan. Lalu bagaimana seharusnya ia menyelesaikan semua itu? Dalam 1 Tesalonika 1:9 disebutkan, “Berbalik dari ber­hala-berhala kepada Allah.Ketika seseorang percaya kepada Tuhan, perihal berhala wajib dibereskan. Kita harus ingat, kita adalah bait Roh Kudus. Masakan bait Allah sepadan dengan berhala? Bahkan ketika rasul Yohanes melihat orang-orang yang percaya, ia berpesan kepada mereka, “Anak-anakku, waspadalah (jauhkan diri­mu) terhadap segala berhala.” Jadi, masalah ini tidak se­sederhana seperti yang kita duga. Anak-anak Allah, sejak hari pertama menjadi orang Kristen, harus menyapu bersih dan membereskan secara tuntas setiap berhala, jangan sekali-kali mem­biarkan bau berhala itu masuk ke dalam kita.

Sejak hari pertama, orang beriman baru harus su­dah meninggalkan berhala, jangan menyebut-nyebut nama berhala lagi, jangan meramal nasib pribadi, jangan mendekati kuil-kuil. Bukan saja tidak boleh menyembah benda-benda yang dipatungkan, bahkan dalam angan-angan pun tidak boleh. Jangan menyelidiki agama lain berikut cara ibadah mereka. Itulah perkara lampau yang wajib kita selesaikan. Setiap barang yang termasuk kategori itu harus dicampakkan, dibasmi, atau dibakar, jangan dijual. Mengenai hal ini, saya harap, orang yang baru percaya harus serius menanganinya, tidak boleh sembarangan. Sebab Allah sangat cemburu terhadap berhala.

Dalam Kisah Para Rasul 19:19 disebutkan demikian, “Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpul­kan kitab-kitabnya lalu membakarnya di hadapan semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.” Hal ini pun harus diakhiri dan diselesaikan oleh setiap orang yang baru percaya. Setelah seseorang percaya Tuhan, ia harus pulang ke rumah dan memeriksa barang-barangnya sendiri. Di rumah orang yang belum percaya, pasti ada benda-benda yang bertalian dengan dosa, ada pula barang yang tidak sesuai dengan martabat orang kudus. Benda-benda yang bertalian dengan dosa tidak dapat dijual, itu harus dimusnahkan atau dibakar.

Lukas 19:8 mengatakan, “Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, ‘Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan ku­berikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Perbuatan Zakheus ini bukan menuruti ajaran, melain­kan karena gerakan Roh Kudus. Kata Zakheus, “Sekira­nya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembali­kan empat kali lipat.” Kalau dahulu sebelum percaya Tuhan, Anda pernah memeras, menipu, mencuri, atau memperoleh barang dengan cara yang tidak halal, sekarang Tuhan bekerja di dalam Anda, maka Anda wajib melakukan pemberes­an dengan sebaik-baiknya atas hal tersebut. Hal itu tidak berhubungan dengan pengampunan yang Anda peroleh di hadapan Tuhan, melainkan berhubungan dengan kesaksian Anda.

Ketika seseorang beroleh selamat, pada dirinya pasti masih ada banyak perkara duniawi yang belum di­selesaikan, hal ini seolah-olah mudah sekali mengha­langinya untuk mengikuti Tuhan. Bagaimana menyele­saikan hal tersebut? Matius 8:22 mengatakan, “Tetapi Yesus berkata kepadanya, ‘Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.’” Ini pun meru­pakan satu cara penyelesaian perkara-perkara lampau dalam Alkitab. Di sini ada seorang berkata kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Jawab Tuhan, “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” Kata “mereka” ini ditujukan kepada “orang-orang mati” yang pertama, sedang “orang mati” kedua dituju­kan kepada ayahnya. Orang-orang mati pertama ber­makna rohani; orang-orang dunia di hadapan Allah se­muanya dianggap sebagai orang mati. Perkataan Tuhan ini berarti, biarlah orang-orang mati itu menguburkan­nya, tetapi engkau ikutlah Aku.

Banyak orang ingin membereskan urusan-urusan­nya dulu baru percaya kepada Tuhan, kalau demikian mereka tidak mungkin berkesempatan untuk percaya kepada Tuhan. Itu semua adalah urusan orang mati, janganlah Anda tertambat olehnya. Dari pihak kita, harus memandang urusan-urusan yang belum diselesai­kan itu telah berakhir. Bila Anda ingin menyelesaikan dulu baru datang mengikuti Tuhan, niscaya Anda tidak mungkin menyelesaikannya, Anda harus menyelesaikan perkara berhala secara tuntas, demikian pula dengan benda-benda yang tidak wajar dan kesalahan terhadap orang. Tetapi mengenai urusan-urusan yang tidak dapat diselesaikan, anggaplah sudah selesai!

Menurut apa yang dapat kita temukan dalam fir­man Allah, mungkin hanya keempat jenis hal ini yang menjadi sikap yang seharusnya dipegang oleh setiap orang yang baru percaya dalam menyelesaikan perkara-perkara yang lampau.

Pertanyaan:

  1. Mengapa orang Kristen masih perlu membereskan perkara-perkara lampau?
  2. Perkara-perkara lampau apa saja yang perlu dibereskan?
  3. Bagaimana caranya membereskan berhala?
  4. Teladan apa yang bisa kita pelajari dari Zakheus dalam Lukas 19:8?

Referensi: Penyelesaian Perkara-Perkara Lampau, Watchman Nee, Yayasan Perpustakaan Injil

Leave a Reply